Jumat 26 Oct 2012 14:30 WIB

Kementan: Januari-September 55.827 hektare Sawah Puso

Rep: Muhammad Iqbal/ Red: Dewi Mardiani
kekeringan - ilustrasi
kekeringan - ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pertanian (Kementan) mencatat sepanjang pertengahan Januari hingga September 2012, total luas areal padi yang mengalami puso. Hal itu terjadi, karena serangan organisme pengganggu tanaman (OPT), banjir dan kekeringan mencapai 55.827 hektare atau setara 0,70 persen dari total luas tanam sebesar 7.978.005 hektare. 

Data ini dikutip dari nota dinas Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian Udhoro Kasih Anggoro kepada Menteri Pertanian Suswono yang diterima Republika, Kamis (25/10). 

"Ini berdasarkan laporan dari Kepala Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPTPH) Provinsi se Indonesia per 11 Oktober," tutur Udhoro. 

Lebih lanjut, Udhoro menjelaskan penyebab puso terbesar adalah banjir yaitu sebesar 27.701 hektare atau setara 0,35 persen dari total luas tanam sebesar 7.978.005 hektare.  Puncaknya terjadi pada Januari 2012 di tiga provinsi, yaitu Sulawesi Selatan, Jawa Timur dan Nanggroe Aceh Darussalam.

Penyebab puso terbesar kedua adalah kekeringan yakni seluas 26.585 hektare atau setara 0,33 persen dari total luas tanam sebesar 7.978.005 hektare.  Udhoro menyebut, puncak kekeringan terjadi pada Agustus 2012, khususnya di Banten, Lampung dan Jawa Barat. 

Kemudian penyebab puso terakhir adalah karena serangan OPT seluas 1.541 hektare atau setara 0,02 persen dari luas tanam sebesar 7.978.005 hektare. Puncak serangan OPT terjadi pada Februari 2012, terutama di Jawa Tengah, Jawa Timur dan Sumatera Barat. 

Udhoro menjelaskan, Ditjen Tanaman Pangan telah melakukan berbagai upaya dalam menangani areal tanam yang terkena serangan OPT maupun banjir serta kekeringan, termasuk melakukan pemantauan langsung secara intensif oleh petugas daerah maupun pusat.  "Dilakukan pula inventariasasi areal yang terkena kekeringan," kata Udhoro.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement