REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Director of Club Competition AFC, Stuart Michael Ramalingam, mengatakan klub di Indonesia harus segera melakukan pembenahan secara menyeluruh.
Selain pengelola yang profesional, Stuart juga menyoroti soal lisensi klub. Menurutnya, PSSI sebagai pengelola kompetisi, harus segera merampungkan lisensi bagi seluruh klub profesional di Indonesia.
“Klub di Indonesia pun harus memenuhi segala prasyaratan, mulai dari kondisi finansial yang sehat, audit yang transparan, serta kontrak pemain yang jelas,” kata Stuart, Sabtu (27/10).
Tidak hanya itu, klub juga dituntut memiliki stadion yang layak. Segala prasyaratan itu, dirangkum AFC dengan sistem skor.
Bila mampu memenuhi segala prasyaratan soal lisensi klub profesional, sebuah klub akan diberi nilai minimal 600 oleh AFC. Jika semua persyaratan klub bisa dipenuhi, barulah AFC mendorong pada setiap klub untuk meningkatkan kemampuan teknisnya di lapangan.
AFC berharap, dengan berkomptisi di Liga Champions Asia, setiap klub di Indonesia bisa terus menaikkan level teknik sepak bolanya yang bermuara pada prestasi. Sayangnya, prasyarat yang ditetapkan AFC terkait klub profesional, urung dipenuhi klub Indonesia.
Pasalnya hingga kini, belum ada tim Indonesia satu pun yang memenuhi skor minimal 600, sebagai ambang batas minimal mengikuti Liga Champions Asia (LCA). Hal ini otomatis berdampak pada jatah Indonesia di Liga Champions Asia musim depan, yang kemungkinan ditiadakan.
Terkait soal syarat keikutsertaan klub Indonesia di LCA, Pengelola Liga Prima Indonesia, Widjajanto, mengakui kesulitan klub Indonesia. “Pasalnya skor 600 ini bisa menjadi acuan bagi klub untuk melangkah ke AFC Champions League,” ungkapnya mendampingi Stuart pekan lalu.