REPUBLIKA.CO.ID, MINA -- Ratusan jamaah calon haji tersesat dan kesulitan menemukan jalan pulang selama berada di Mina.
‘’Jumlahnya hingga Sabtu malam mencapai 452 orang,’’ ujar Kepala Seksi Pengamanan Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Daerah Kerja Madinah yang menangani kawasan Mina, Payumi Abdul Aziz, Ahad (28/10).
Jumlah tersebut merupakan angka total jamaah selama berada di Mina. Diperkirakan, angka tersebut bisa saja bertambah, karena jamaah masih akan berada di kawasan ini hingga Senin (29/10) bagi yang ingin menyelesaikan prosesi dengan mengambil nafar tsani.
Untuk menangani para jamaah tersebut, Payumi memastikan pihaknya akan mengantarkan para jamaah itu kembali ke maktabnya. ‘’Kami yang bertugas di pos layanan Mina akan mengantarkan jamaah yang bersangkutan kembali ke maktab-maktabnya,’’ ujarnya.
Lantaran mobil kecil belum dapat beroperasi, para jamaah tersebut akan diantarkan dengan armada bus kecil yang lazim disebut coaster serta sepeda motor.
Menurut Payumi, sebagian besar jamaah yang tersesat jalan itu adalah jamaah lanjut usia. ‘’Namun, fenomena ini sebenarnya wajar saja terjadi. Jangankan mereka yang lansia, jamaah yang masih muda juga akan kebingungan setelah selesai melontar jumrah,’’ ujar dia.
Selain itu, Payumi juga menyebutkan faktor berada di tempat yang baru juga membuat jamaah mudah tersesat jalan. ‘’Mereka baru berada di Mina sehingga belum mengetahui situasi sekitar sementara mereka juga ingin buru-buru melepaskan kain ihram sehingga mereka rawan tersesat,’’ kata Payumi.
Karena situasi itulah, Payumi mengimbau agar seluruh jamaah kompak. ‘’Seluruh jamaah harus pergi dan pulang dalam satu rombongan,’’ ujarnya. Hal ini juga yang terus diberitahukan pada rombongan yang melintas di Posko Misi Haji Indonesia Mina. Petugas terus menerus mengimbau agar seluruh rombongan berjalan bersama dan menuntun jamaah lanjut usia agar tidak lepas dari rombongan.
Untuk menghindari makin banyak yang tersesat jalan, Payumi mengimbau agar jamaah menghindari jam-jam padat melontar jumrah seperti sekitar pukul 11.00. ‘’Kami terus mengimbau jamaah agar untuk sementara tidak melempar jumrah di saat afdol seperti setelah matahari tergelincir atau setelah shalat Zuhur,’’ ujarnya.
Selain jamaah tersesat jalan, Sekretaris Daerah Kerja Madinah Sofwan Abdul Djani menyebutkan kasus barang tercecer kerap terjadi juga di Mina. Barang-barang seperti uang, ponsel, hingga tas bawaan sering ditemukan ditinggal pemiliknya. Biasanya, para jamaah mengalami kehilangan ini saat berjalan menuju Jamarat.