REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Prsiden Amerika Serikat, Barack Obama berharap badai Sandy tak akan berdampak pada pemungutan suara pada Pilpres Presiden AS yang akan dihelat 6 November mendatang.
Namun Obama mengusulkan adanya pemeriksaan lebih lanjut terkait ganguan tersebut. "Kami tidak mengantisipasi hal itu, tapi kami jelas akan melihat permasalahan tersebut," ujar Obama saat berkunjung ke Pusat Respon Badai AS. Tanggapan itu dilontarkan Obama saat ditanya kemungkinan badai Sandy di pesisir timur akan mempengaruhi Pilpres.
Seperti disadur dari Reuters, di beberapa lokasi rawan badai, pemerintah setempat memastikan listrik tak akan padam selama pemungutan suara. Meski Obama tak berfikir badai akan mengganggu pemilu, namun tim suksesnya tak meyakini hal tersebut.
"Jelas kami ingin dibukanya akses menuju tempat pemungutan suara, karena kami yakin semakin banyak orang memilih, semakin baik yang akan kita lakukan," kata penasihat Obama, David Axelrod.
Akibat badai tersebut aktivitas kampanye dua capres baik Obama maupun pesaingnya, Mitt Romney terganggu. Keduanya membatalkan kampanye di kawasan Virginia.
Pihak Romney beralih ke Ohio, sedangkan Obama dikabarkan sedang fokus mengantisipasi badai ketimbang melanjutkan kampanye.
Badai Sandy diperkirakan melanda kawasan padat penduduk di pantai timur AS. Sebelumnya, badai yang sama menghantam Karibia dan menewaskan sedikitnya 41 warga. (baca: Badai Sandy Ganggu Pemilu AS).
Badai akhir musim di kawasan atlantik tersebut dinilai berbeda tahun ini. Pengamat menyebut badai tersebut sebagai 'Frankenstrom' karena tak hanya badai tropis, namun badai musim dingin juga diprediksi akan melanda pasifik secara bersamaan.