REPUBLIKA.CO.ID, MALAYSIA -- Pemerintah Malaysia melalui Kementerian Luar Negeri mengecam iklan yang mengobral tenaga kerja Indonesia (TKI).
"Malaysia mengecam tindakan tidak bertanggungjawab tersebut. Iklan yang seolah-olah menggambarkan pembantu rumah Indonesia boleh dijual beli seperti barang dagangan," kata Menteri Luar Negeri Malaysia, Wisma Putra lewat pesan tertulis yang diterima ROL, Senin (29/10).
Menurut Wisma, agensi yang membuat iklan tersebut telah bertentangan dengan persetujuan yang dicapai Malaysia dengan Indonesia, seperti yang termaktub di dalam Protokol Meminda Memorandum Mengenai Pengambilan dan Penempatan Pembantu Rumah Indonesia ke Malaysia 2006 yang ditandatangani di Bandung, Indonesia pada 30 Mei 2011 (Protokol 2011).
Wisma menyebut dasar Kerajaan Malaysia mengenai pengambilan pembantu rumah Indonesia adalah berlandaskan kepada Protokol 2011 berkenaan. Di bawah peruntukan Protokol 2011 ini, Malaysia dan Indonesia telah mewujudkan satu mekanisme, 'Joint Task Force (JTF)' yang membincangkan perkara-perkara berhubung pengambilan dan penempatan pembantu rumah Indonesia.
Isu iklan yang provokatif itu, kata Wisma, sebaiknya dibicarakan bersama pejabat kedua negara agar bisa segera diselesaikan. Pertemuan JTF yang selanjutnya akan diadakan pada November 2012. (baca: Muncul Iklan Obral TKI di Malaysia).