REPUBLIKA.CO.ID, DUBAI -- Tak sedikit mualaf yang belum memahami perayaan Idul Adha. Untuk itu, Departemen Urusan Islam Uni Emirat Arab (UEA) menggelar acara perayaan Idul Adha bersama mualaf.
Kepala Bimbingan Agama, Amal dan Mualaf, Departemen Urusan Islam, Aisha Al-Kash, mengatakan hikmah dibalik perayaan Idul Adha adalah pentingnya solidaritas sosial sesama muslim. "Itulah yang ingin ditekankan kepada para mualaf," kata dia seperti dikutip gulfnews.com, Senin (29/10).
Dalam acara yang berlangsung Sabtu dan Ahad tersebut dipaparkan presentasi tentang perayaan Idul Adha. Setelah presentasi, acara dilanjutkan dengan diskusi. Salah seorang peserta, Gao Xiaoping, mengatakan sebagian mualaf mungkin baru merayakan Idul Adha pertama kali.
Karena itu, acara ini sangat penting bagi para mualaf. "Setiap hari, kami menyaksikan individu-individu yang memutuskan memeluk Islam. Tentu, ada sebagian dari mereka yang baru pertama kali merayakannya," kata dia.
Peserta lain, Omar Ibrahim (33 tahun), mengaku sebagian dari keluarganya telah menjadi muslim. "Jujur, banyak pertanyaan dalam hati saya tentang kehidupan, kematian dan apa yang terjadi selanjutnya. Saya mulai belajar tentang Islam ketika banyak berbicara dengan seorang muslim," kata dia.
Sebelum menjadi muslim, kata dia, ia begitu intensif membaca Alquran terjemahan bahasa Cina selama enam bulan. "Setelah membacanya, saya menelpon istri saya, dan saya utarakan niat untuk menjadi muslim," ucap dia.
Yang menarik, tidak hanya kalangan mualaf saja yang hadir. Kalangan non-muslim juga terlihat sangat antusias dalam mengikuti acara tersebut. Bahkan, kebanyakan dari mereka mengajukan pertanyaan tentang Islam dan muslim. Mereka ingin mendengarkan informasi secara langsung dari sumbernya.