REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT -- Pesawat jet militer Suriah menggempur kawasan oposisi di seluruh negeri, Senin (29/10). Serangan udara itu disebut pihak oposisi sebagai pengeboman paling luas selama sehari sejak konflik mencuat 19 bulan lalu.
Serangan besar-besaran ini terjadi di saat genjatan Suriah yang seharusnya dihelat empat hari sejak Idul Adha. Namun genjatan senjata buyar sejak bom mobil meledak di Suriah Sabtu (27/10). Bahkan perang sipil semakin parah dengan serangan udara tersebut.
Sejak genjatan senjata, tercatat 500 orang telah tewas. Aktivis oposisi, Hisham Nijim mengatakan, serangan udara tersebut menunjukkan kelemahan rezim Bashar Al-Assad. Perang darat dianggap tak mampu lagi dihelat Assad. "Militer tak mampu lagi membuat kemajuan di darat sehingga beralih ke gaya ini," ujarnya.
Menurut oposisi, lebih dari 80 orang tewas akibat operasi udara tersebut. Dalam video yang di-posting online, memperlihatkan jet tempur mondar-mandir di langit Suriah. Warga mencari puing-puing reruntuhan untuk tempat berlindung. Bahkan sebuah video menayangkan kondisi Kota Mareet Al-Numan yang dikuasai oposisi dalam keadaan kacau.
Warga mencoba menyelamatkan seorang anak yang terkubur hingga bahu oleh reruntuhan. Mayat seorang pemuda dan gadis pun nampak diletakkan di pelataran.
Serangan udara difokuskan di sarang-sarang oposisi, terutama di Provinsi utara Aleppo, Idlib serta sekitar ibu kota Damaskus. Rezim mengebom kawasan tersebut selama berbulan-bulan, kecuali ibu kota yang masih dihuni para pendukung Assad. Adapun kawasan yang paling terpukul, yakni Kota Mareet Al-Numan yang berhasil direbut oposisi awal bulan lalu.
Dalam video lain nampak jet tempur menjatuhkan bom di pinggiran kota Damaskus termasuk Yabroud, Hazza, dan Harasta. Di kawasan kumuh di selatan Damaskus, Hajar Al-Aswad nampak warga dihujani geranat. Lima orang dalam satu keluarga nampak dibalut kain kafan. Nampak pula tiga mayat di sebuah bus kecil dan jazad dua anak muda diletakkan di pelataran.
Seluruh video tersebut belum dapat diverifikasi karena terbatasnya izin pemberitaan Suriah. Meski demikian, video nampak asli dan sesuai dengan gambaran peristiwa yang dilaporan AP.
Para pengamat mengatakan, oposisi merajalela dengan peningkatan kemampuan perang. Hal tersebut menyulitkan militer rezim merebut kembali daerah yang dikuasai oposisi. Serangan udara pun menjadi cara paling efektif bagi militer untuk melawan oposisi.