REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Teheran, pada Selasa (30/10), meminta Irak tidak menghentikan dan memeriksa pesawatnya tujuan Suriah kendatipun ada tekanan Amerika Serikat untuk melakukan tindakan itu. Permintaan tersebut dilontarkan setelah Baghdad memeriksa pesawat Iran dua kali selama bulan ini.
"Pemerintah Irak harus menolak tekanan-tekanan seperti itu dan tidak mengizinkan tindakan semacam itu dilakukan pada masa depan," kata juru bicara kementerian luar negeri Iran Ramin Mehmanparast.
Pihak berwenang Irak menghentikan dan memeriksa satu pesawat kargo dari Iran tujuan Suriah bagi senjata pada 28 Oktober, setelah melakukan pemeriksaan serupa pada 2 Oktober. Kedua pesawat itu diizinkan melanjutkan perjalanannya ke Suriah setelah kargonya diperiksa.
Amerika Serikat mendesak Baghdad menjamin bahwa semua pesawat Iran yang terbang melalui wilayah Irak diperintahkan mendarat dan memeriksa apakah membawa senjata. Irak mengatakan pihaknya hanya akan menghentikan pesawat apabila membawa kargo yang dicurigai.
"Dalam dua kasus itu di mana dua pesawat kami diperiksa Irak itu menunjukkan bawa klaim-klaim seperti bohong," kata Mhmanparast.
Ia menambahkan bahwa "tuduhan-tuduhan Barat terhadap Iran menunjukkan bahwa ketidakstabilan di Suriah bukan karena dukungan mereka dan memasok senjata kepada kelompok-kelompok teroris."