REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebanyak 26 orang pengidap penyakit skizofrenia (schizophrenia) melakukan demo lukis sepanjang 50 meter di atas kanvas dalam Ancol Art Festival atau Jambore Seni Rupa Nasional ke-17. Hal ini disampaikan Direktur Rekreasi PT Pembangunan Jaya Ancol, Winarto, Rabu (31/10).
"Dwi Putro bersama rekannya sesama pengidap skizofrenia yang berjumlah 25 orang akan melakukan demo lukis di atas kanvas sepanjang 50 meter," kata Winarto seusai konferensi pers "Jambore Seni Rupa Nasional ke-17" di Jakarta.
Menurut dia, dalam banyak hal banyak yang harus didukung oleh masyarakat. Salah satunya adalah pengidap penyakit skizofrenia yang merupakan gangguan kejiwaan dan kondisi medis yang mempengaruhi fungsi otak manusia, fungsi normal kognitif, emosional, dan tingkah laku. "Kali ini pengidap penyakit gangguan kejiwaan yang kita angkat."
Ia mengatakan pihaknya melihat ada celah serta potensi bagi para penyandang penyakit tersebut untuk difasilitasi dalam kegiatan positif seperti seni lukis sehingga masyarakat peduli terhadap mereka. "Dalam kegiatan tersebut kami hanya memberikan stimulan serta tempat bagi komunitas kreatif seni dan budaya, sekaligus untuk memberi jawaban atas kebutuhan ruang bagi pelaku kreatif di bidang tersebut," ujar dia.
Penggiat Komunitas Peduli skizofrenia Bagus Utomo mengatakan media lukisan sebagai bahasa kejujuran seorang pengidap penyakit schizophrenia. "Apa yg diekpresikan oleh pengidap skizofrenia melalui seni adalah bahasa yg jujur yang tidak merusak norma-norma mainstream atau arus utama," kata dia.
Ia mengatakan karya mereka dapat dipelajari sebagai perjalanan bentuk jiwa seseorang. Perjalanan lengkap terbentuknya sebuah gangguan jiwa yang dialami seseorang pengidap penyakit skizofrenia. "Isinya suatu perjalanan jiwa ketika sehat menjadi seseorang yang mengidap skizofrenia. Proses inilah yang akan berkontribusi terhadap penanganan penyandang gangguan kejiwaan," ujar dia.
Menurut dia, skizofrenia merupakan penyakit otak yang timbul akibat ketidakseimbangan pada salah satu sel kimia dalam otak. "Ia adalah gangguan jiwa psikotik paling lazim dengan ciri hilangnya perasaan afektif atau respons emosional dan menarik diri dari hubungan antarpribadi normal," ujar dia.
Para penyandang penyakit skizofrenia sering kali diikuti dengan keyakinan yang salah (delusi) dan persepsi tanpa ada rangsang pancaindra (halusinasi).