REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo berkomitmen untuk merubah paradigma operasional Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP). Untuk menghilangkan kesan seram dari institusi penegak peraturan daerah (Perda) itu, Jokowi mengaku bisa saja merekrut lebih banyak personel perempuan.
"Yang jelas kami ingin merubah pendekatan menjadi lebih humanis. Bisa juga dengan memperbanyak personel wanita. Tapi untuk saat ini personel pria masih lebih dibutuhkan," kata Kepala Satpol PP DKI Jakarta Effendi kepada Republika, Rabu (31/10).
Ia menjelaskan, secara operasional ke depannya Satpol PP tidak akan melakukan cara-cara kekerasan. Dalam sidak tipiring, misalnya, Satpol PP tidak akan mengejar-ngejar untuk menangkapi target.
"Memang kita sering kucing-kucingan jadinya, tapi kita berkomitmen tidak ada lagi kejar-kejaran. Sebagai gantinya kita akan lebih intens menggelar operasi," papar Effendi.
Sebelumnya, Jokowi mencabut perlengkapan berupa benda-benda keras dan tajam dalam kostum operasi Satpol PP. Seluruh personel tidak lagi membawa pentungan dan pisau ketika bekerja.
Hal ini terlihat ketika sekitar 1500 personel melakukan apel pagi di Balai Kota, Selasa lalu. Mereka hanya mengenakan seragam tanpa membawa perlengkapan persenjataan resmi mereka.