REPUBLIKA.CO.ID, MAKKAH – Jamaah haji Indonesia diimbau agar tak membawa barang-barang secara berlebihan saat kembali ke Tanah Air. Setiap jamaah haji hanya diperbolehkan membawa barang bawaan maksimal 32 kilogram.
Sekretaris Jenderal Kementerian Agama, Bahrul Hayat mengatakan, membawa barang terlalu berat dapat menghambat kepulangan jamaah ke Indonesia. ‘’Jika kelebihan berat, maka barang-barangnya akan dibuang dan mubazir,’’ ujar Bahrul Hayat kepada Republika Online, Rabu (31/10).
Bahrul meminta agar jamaah membawa barang sesuai dengan kapsitas koper dan tas jinjing yang telah disediakan pemerintah. Jamaah haji Indonesia dikenal sangat royal dalam berbelanja. Akibatnya, barang bawaan yang dibawa ke Tanah Air melebihi kapasitas yang telah ditetapkan. Selain itu, jamaah haji Indonesia juga kerap memasukan zamzam ke dalam koper.
Petugas imigrasi di Bandara King Abdul Aziz terpaksa harus membongkar koper jamaah tersebut. Hal itu akan membuat jadwal kepulangan jamaah ke Tanah Air menjadi tertunda selama berjam-jam.
‘’Jamaah haji harus mematuhi aturan yang telah ditetapkan, sehingga jadwal kepulangan bisa tepat waktu,’’ ujar Bahrul. Pihaknya juga meminta agar jamaah tak terburu-buru, karena semua akan terangkut.
Selama berada di Jeddah, kata Sekjen Kemenag, jamaah akan diinapkan selama 24 jam di hotel. Hal itu dilakukan agar jamaah tak kelelahan. Jamaah harus melalui perjalanan udara selama berjam-jam hingga sampai embarkasi.
‘’Dari embarkasi, jamaah harus melanjutkan perjalanan menuju kota masing-masing. Untuk itu, jamaah harus memiliki stamina yang baik,’’ tutur Bahrul. Begitu sampai di kota masing-masing, jamaah akan disambut oleh keluarga dan tetangga.
Sekjen Kemenag berharap agar proses pemulangan jamaah haji tahun ini bisa berlangsung dengan lancar. Pihaknya mengaku telah berkoordinasi dengan pihak naqabah (organisasi angkutan Arab Saudi) agar menggunakan bus yang bagus untuk mengangkut jamaah haji dari Makkah ke Jeddah dan Madinah.