REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Pemkab Sukabumi menggiatkan gerakan minum susu murni lokal. Kebijakan tersebut diambil menyusul masih tergantungnya pasokan susu dari impor.
"Padahal, susu murni lokal tidak kalah berkualitas dibandingkan susu impor," terang Bupati Sukabumi, Sukmawijaya, Selasa (30/10) malam.
Data yang diperolehnya, pasokan susu murni lokal di Sukabumi untuk industri maupun rumah tangga baru sekitar 30 persen, sementara sisanya berasal dari impor. Oleh karenanya, kata Sukmawijaya, diperlukan gerakan untuk memperluas pangsa pasar susu lokal.
Salah satunya dengan menggalakkan gerakan minum susu lokal terutama untuk kalangan pelajar.
Namun diakui Sukmawijaya, produksi susu murni lokal masih jauh dari kebutuhan. Saat ini produki susu lokal baru mencapai sebesar 22 ribu ton per hari. Sementara, jumlah kebutuhan per harinya untuk gerakan minum susu mencapai 30 ribu ton per hari.
Kondisi ini, kata Sukmawijaya disebabkan masih rendahnya tingkat produktivitas peternak. Kini, rata-rata peternak hanya memelihara sebanyak dua hingga tiga ekor sapi perah. Padahal, idealnya satu peternak memelihara sebanyak enam hingga sepuluh ekor sapi perah.
Kepala Dinas Peternakan (Disnak) Kabupaten Sukabumi, Asep Sugianto menambahkan, sentra sapi perah di Sukabumi tersebar di 12 kecamatan. Diantaranya Kecamatan Sukaraja, Sukalarang, Nyalindung, Kadudampit, Parakansalak, dan Kabandungan.
Asep menuturkan, jumlah kelompok ternak sapi perah di Sukabumi mencapai 43 kelompok. Rata-rata produksi dari satu ekor sapi perah baru sebanyak 11 liter per hari.