REPUBLIKA.CO.ID, LONDON –- Kunjungan kenegaraan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) atas undangan Ratu Elizabeth II benar-benar dirancang berdasarkan keinginan dan peraturan dari Ratu Inggris tersebut.
Tata cara hingga seremonial yang dijalani selama seharian penuh oleh Presiden SBY, Ibu Ani, dan delegasi terbatas pada Rabu (31/10) diatur cukup ketat. Hal ini tampak dari tahapan dan waktu acara yang didesain rinci dan ketat.
Tak hanya itu, penempatan staf kepresidenan, delegasi lainnya, hingga wartawan yang diikutsertakan pun sudah diatur. Sebagai contoh tidak semua wartawan bisa mengikuti keseluruhan rangkaian acara yang dipersiapkan. Wartawan disebar di beberapa titik dan di jam-jam tertentu saja.
Mereka hanya boleh mengambil satu atau dua peristiwa yang sudah diatur oleh pihak kerajaan Inggris. Pertukaran wartawan tidak diizinkan. Karena, di setiap titiknya, ada kartu tanda pengenal yang berbeda satu dengan yang lain.
Ada wartawan yang ditempatkan di Hotel Grosvenor House khusus untuk meliput penjemputan Presiden SBY dan Ibu Ani oleh The Duke of York, Pangeran Andrew. Ada pula yang ditempatkan di Horse Guard, khusus meliput acara penyambutan Presiden oleh Ratu dan seremonial kenegaraan dan kereta kuda yang membawa mereka ke Istana Buckingham.
Tak ketinggalan, ada pula yang ditempatkan di halaman Istana Buckingham hanya untuk mengambil gambar sekian detik kedatangan kepala negara. Memang, pengambilan foto dan gambar pun dibatasi sepersekian menit, utamanya yang kebagian jatah meliput di Istana Buckingham.
Bahkan, jenis kamera yang digunakan pun diperiksa. Tak hanya itu, pidato kenegaraan yang akan diberikan di Istana Buckingham pun hanya boleh dicatat menggunakan kertas dan pena. Semua alat elektronik tidak diperbolehkan untuk dibawa dengan alasan keamanan.