REPUBLIKA.CO.ID, Islam ternyata mampu tumbuh di wilayah yang populer sebagai salah satu pusat judi dunia, Makau.
Agama Allah SWT ini mampu menancapkan keagungannya di antara gemerlap kasino yang bertebaran di seantero Makau. Di tengah maraknya kegiatan haram itu, Islam bangkit.
Saat ini, setidaknya terdapat 400 Muslim asli Makau. Namun, jika digabungkan dengan perantau asal Indonesia, jumlah Muslim di Makau diperkirakan lebih dari 5.000 orang.
Dari total populasi Makau yang mencapai 1,2 juta orang, tentu saja kehadiran umat Islam di sana masih minoritas.
Meski demikian, Muslim Makau tak pernah patah arang untuk membumikan Islam di wilayah itu. Komunitas demi komunitas Islam terbentuk di wilayah milik Cina tersebut.
Misalnya, Majelis Taklim Macao al-Hasanah yang beralamat di kawasan Rue de Silva. Setiap pekan, majelis taklim ini dikunjungi oleh para Muslim perantau di Makau, terutama yang berasal dari Indonesia.
Tak hanya itu, buruh migran Indonesia juga kerap bergabung dengan komunitas lainnya, seperti Mujahadah Irsyad. “Di perkumpulan ini, kami saling berbagi ilmu. Jika ingin shalat atau mengaji, di sini kita terima tanpa biaya apapun,” ujar pengasuh Mujahadah Irsyad, Komariah.
Komunitas ini menggelar pengajian di sebuah rumah. Setiap Ahad, para buruh migran Muslim datang ke tempat itu untuk belajar tajwid, shalat, atau sekadar membaca buku-buku Islam.
“Semoga, ke depannya bisa lebih banyak dan semakin mudah sarana untuk menimba ilmu agama, seperti di Hong Kong,” kata Komariah dengan penuh harap.