REPUBLIKA.CO.ID, HAITI--Tak hanya AS, Haiti pun terkena dampak badai superkuat ,Sandy. Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) mengingatkan pemerintahan di Haiti untuk mewaspadai kenaikkan harga komuditas pangan di negara tersebut. Peringatan itu menyusul situasi usai terjangan Badai Sandy di kawasan Pantai Timur, Amerika.
Haiti merupakan satu negara terparah yang dihantam Badai Sandy pekan lalu. Pemerintah mencatat kematian mencapai 52 orang di negara Kepulauan Karibia itu.
PBB juga khawatir air laut yang terseret ke darat membawa ragam penyakit. Apalagi sudah tiga hari berturut-turut hujan mengguyur dan menyisakan situasi yang rusak berat di sepertiga negara tersebut.
Air yang menggenangi beberapa wilayah juga merusak infrastruktur dan lahan pertanian. Ruas jalan yang menghubungkan negara itu dengan Republik Dominika juga terputus akibat longsor.
"Perekonomian mengalami kerugian terbesar," kata Perdana Menteri Haiti, Laurent Lamothe kepada Reuters, seperti dilansir kanal berita Aljazirah, Kamis (1/11).
Dia mengatakan dampak Sandy sangat merugikan. Terutama dalam bidang pertanian, dan menyisakan persoalan ketahanan pangan.
Kawasan pertanian di wilayah selatan negara itu ludes terendam air. Aljazira mengatakan gelombang protes terhadap pemerintah telah terjadi sebelum Badai Sandy. Masyarakat mengeluhkan meningkatnya harga kebutuhan pangan dipasaran.
Pemerintah mengkhawatirkan gejolak politik akan menjadi imbas paling mematikan. Seperti yang pernah terjadi pada 2008. Menteri Pertanian, Jean Debalio Jean Jacques mengatakan badai telah mengambil segalanya dari petani.
Lahan palawija dan umbi-umbian yang semula disiapkan petani menghadapi musim dingin mendatang juga karam bersama air. "Ini memperburuk situasi," kata dia.