REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Pengurus Palang Merah Indonesia di semua jenjang hendaknya lebih intensif melakukan aksi kemanusiaan dan menjadikan donor darah sebagai gaya hidup, kata Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X.
"Untuk itu, dibutuhkan peran pengurus dari tingkat paling atas sampai tingkat kecamatan untuk memahami betapa pentingnya keberadaan dan peran kaum muda sebagai sukarelawan Palang Merah Indonesia (PMI) dalam membantu masyarakat yang menjadi korban bencana atau kerusuhan sosial lainnya," katanya di Yogyakarta, Jumat (2/11).
Menurut dia pada penyerahan penghargaan kepada relawan PMI DIY, anggota PMI dalam menjalankan tugasnya membantu korban baik dalam bencana maupun konflik ternyata bukan hal yang mudah. Akses merupakan kunci berhasil tidaknya penyelamatan korban.
"Akses untuk tim medis hanya dapat dilakukan jika ada kepercayaan dari masyarakat, bahwa tim tersebut bersifat netral dalam memberikan bantuan," katanya.
Berkaitan dengan hal itu, kata dia, masyarakat hendaknya mendapatkan pemahaman bahwa bantuan kemanusiaan yang dilakukan gerakan seluruh dunia adalah mitra sesuai dengan prinsip kemanusiaan.
Untuk itu prinsip netralitas harus ditanamkan kepada generasi muda sesuai dengan tema besar Hari Ulang Tahun (HUT) PMI dan Bulan Sabit Merah, yakni "Youth on The Move" dengan subtema "Kaum Muda Sebagai Agen Perubahan".
"Dalam konteks itu PMI hendaknya memotivasi generasi muda untuk terus melakukan aksi-aksi kemanusiaan dengan semangat netralitas," kata Sultan.
Relawan PMI DIY yang menerima penghargaan sebanyak 72 orang, terdiri atas 29 pendonor darah 75 kali, 35 pendonor darah 50 kali, dan delapan pengurus atau mantan pengurus PMI di DIY.