REPUBLIKA.CO.ID, LONDON – Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) memastikan kunjungan kenegaraan ke London, Inggris tidak sia-sia. Karena dari tujuan untuk mendapatkan keuntungan dari negara tersebut terealisasi dengan adanya sejumlah nota kesepakatan dan penambahan sejumlah invtasi perusahaan besar di tanah air.
Salah satunya, British Petroleum (BP) Bera Ltd. "Saya kemarin bertemu dengan orang pertama dari tiga perusahaan besar kaliber dunia, salah satunya BP. Sama yang saya sampaikan; 'do more, invest more.' Karena mereka banyak mendapatkan laba di Indonesia, sudah saatnya mereka berinvestasi di Indonesia," katanya saat menggelar konferensi pers di Hotel Grosvernor House, Sabtu pagi (3/11).
Perusahaan tersebut akan berinvestasi di Indonesia sebesar 12 miliar dolar AS. Investasi itu utamanya untuk produksi gas di Blok Tangguh Train III. Nantinya, sekitar 40 persen produksi gas di blok tersebut akan dialokasikan untuk pasar domestik, sisanya akan diekspor ke pasar Asia Pasifik.
Menurutnya, dengan renegosiasi yang dilakukan pemerintah, sudah terjadi penataan. Terutama dalam hal pembagian keuntungan bagi Indonesia. Dalam perjanjian sekian tahun lalu, lanjutnya, Indonesia tidak terlalu banyak dapat keuntungan.
Maka, hal itu harus ditata kembali dan pastikan pembagiannya akan sangat fair. "Aliran gas di dalam negeri lebih baik dibanding dahulu. BP menjadi bagian dari perubahan itu. Ya, saya ingin mereka lebih riil dan hasilnya sungguh dirasakan oleh pemerintah kita," katanya.
Sehari sebelumnya, kerja sama bidang energy itu telah terjadi yang ditandai dengan penandatanganan MoU antara Menteri ESDM, Jero Wacik dan Menteri Energi dan Perubahan Iklim Inggris, Edward Davey.
Pemerintah Inggris dan Indonesia telah sepakat untuk meningkatkan kerja sama di bidang energy termasuk hulu hingga hilir. Jika semua negosiasi detail sudah rampung, memorandum of agreement segera ditandatangani di Jakarta dan BP Indonesia bisa melakukan kegiatan operasionalnya pada 2014.
Selanjutnya, pada 2015, produksi gas dari Tangguh Train III sudah bisa dipasarkan. Pihak BP Bera Ltd sudah menyetujui untuk mengalokasikan 40 persen produksi ke pasar domestik dan 60 persen ke pasar global.