REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Dua buah bangunan jembatan yang berada di Desa Parbalohan, Kecamatan Simanindo, Kabupaten Samosir, Provinsi Sumatera Utara dilaporkan telah putus akibat banjir bandang.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumatera Utara Ahmad Hidayat di Medan, Minggu, mengatakan, banjir yang terjadi pada akhir Oktober 2012 itu juga mengakibatkan jaringan tali air dan puluhan hektare lahan pertanian di Kecamatan Simanindo rusak.
"Mungkin, jumlahnya sekitar 50 hektare," katanya.
Menurut dia, BPBD Sumut telah melakukan peninjauan terhadap lokasi musibah dan penyebab banjir bandang tersebut melalui helikopter.
Dari peninjauan tersebut diketahui banjir bandang itu disebabkan jebolnya tanggul Danau Aek Natonang yang berada di bagian atas Desa Parbalohan.
Sebagai bentuk penanggulangan, Pemkab Samosir telah melakukan perbaikan dan menyiapkan jembatan darurat dengan batang kelapa sebagai sarana transportasi penghubung.
Dengan jembatan darurat tersebut, diharapkan transportasi dan aktivitas warga tidak terganggu akibat banjir bandang itu.
Selain itu, Pemkab Samosir juga telah melakukan pendataan lebih lengkap untuk mengetahui jumlah lahan pertanian masyarakat yang rusak akibat banjir tersebut.
Banjir bandang tersebut terjadi karena meningkatnya curah hujan di bagian perbukitan Samsosir sehingga menyebabkan debit air di Danau Aek Natonang meningkat dan jebol.
Karena itu, untuk kepentingan jangka panjang, pihaknya dan BPBD Pemkab Samosir akan melakukan kajian guna menghindari terulangnya peristiwa serupa.