Senin 05 Nov 2012 11:12 WIB

Ada Kereta yang Dirancang Melindungi Penambang

Rep: Rahmad Budi Harto/ Red: M Irwan Ariefyanto
Rel kereta penambang
Foto: ap
Rel kereta penambang

REPUBLIKA.CO.ID,Carolyn St-Jean duduk rileks menghadap layar monitor dari sebuah kantor di dalam trailer yang diparkir di luar sebuah tambang nikel di Sudbury, bagian utara Ontario, Kanada. Tugas utama perempuan itu hanya mengamati proses pemuatan batuan mengandung bijih nikel ke dalam rangkaian kereta pengangkut yang berada jauh di bawah tanah.

Ketika gerbong-gerbongnya sudah penuh, kereta bergerak melewati rel yang menyusuri lorong panjang membentuk spiral ke atas, muncul ke permukaan tanah dari sebuah terowongan sempit, dan bergerak melewati jendela tempat Carolyn sedang duduk santai sampai kemudian kereta itu memuntahkan isinya ke tempat penampungan. Ritual “membosankan”, seperti dilakukan Carolyn, mungkin gambaran operasional pertambangan bawah tanah di masa depan. Dunia yang selama ini didominasi oleh lakilaki, sangat menantang adrenalin dan juga penuh kisah tragedi penambang yang terkubur akibat runtuhnya terowongan.

Vale SA, perusahaan tambang asal Brasil, telah membelanjakan hampir 50 juta dolar AS selama dua tahun ini untuk memasang dan menguji rail-veyor, sarana pengangkutan hasil tambang bawah tanah dengan menggunakan kereta yang digerakkan oleh sistem sabuk berjalan (conveyor belt) untuk menggantikan peran kendaraan berat peng angkut hasil tambang serta banyak menggunakan tenaga manusia. Perusahaan tambang terbesar kedua dunia itu yakin bahwa sistem transportasi terbaru ini bakal merevolusi teknik eksploitasi deposit mineral dari dalam perut Bumi.

Peralatan baru itu dibuat oleh Rail-Veyor Technologies Global Inc, perusahaan asal Kanada yang punya cita-cita membentuk sistem operasi tambang yang dijalankan sepenuhnya oleh manusia dari atas permukaan tanah dengan aman dan nyaman. Teknologi ini sangat krusial pada penambangan sisa-sisa deposit mineral yang terletak sangat jauh di dalam tanah, seperti di Cina, India, dan Amerika Selatan.

Tantangan terbaru dalam operasi penambangan di masa depan adalah menambang lebih jauh ke dalam tanah, ribuan meter di bawah permukaan tanah. Dengan metode penambangan konvensional, berarti kebutuhan tenaga penambang terampil sangat banyak. Sayangnya, ketika biaya penambangan semakin mahal, ketersediaan tenaga penambang terampil pun semakin seret walau bayarannya semakin mahal.

sumber : reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement