REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penyerang tim nasional Indonesia Bambang Pamungkas (Bepe) menilai media memiliki potensi membuat perpecahan opini masyarakat dalam memandang posisi tim nasional dalam versi PSSI atau KPSI.
"Tidak bisa kita pungkiri, jika cara penyebutan istilah tim nasional oleh media-media di negeri ini membuat perpecahan opini di kalangan masyarakat. Segala pengabaran, penamaan atau penyebutan yang salah menghanyutkan mereka dalam arus perseteruan," kata Bepe dalam situs resmi pribadinya, di Jakarta, Senin (5/11).
Dia mengatakan, seharusnya rekan-rekan media paham bahwa apapun yang mereka sampaikan dapat membentuk opini publik yang teramat sangat kuat. Walau sejujurnya, apapun yang dikabarkan tetap saja akan menimbulkan pro dan kontra di kalangan masyarakat.
"Akan tetapi jika kita mengabarkan sesuatu secara benar apa adanya maka kita sudah menjalankan tanggung jawab moral pewarta," kata penyerang senior itu.
Dia mencontohkan, penyebutan tim nasional tanpa embel-embel PSSI atau KPSI akan membuat semua pihak merasa nyaman. Hal tersebut membuat tidak ada pihak yang merasa dimenangkan juga dikalahkan.
"Sudah dua tahun terakhir pengurus sepakbola sibuk bergelut dalam konflik yang tidak menentu arahnya, membuat kita semua telah menjadi orang-orang yang kalah," kata dia.
Di tengah situasi yang semakin hari semakin kritis ini, tim nasional adalah media paling pas untuk menjadi pemersatu. Tim nasional adalah wajah persepakbolaan negeri ini, kata dia.