REPUBLIKA.CO.ID, JEDDAH -- Larangan memasukan air zamzam melalui paket kiriman yang diberlakukan pemerintah Arab Saudi membuat bisnis kargo melesu.
Menurut Manager PT Mochsen Cargo, Mido Achmad bisnis pengiriman paket haji tahun ini tidak bergairah. ''Ada larangan membawa air zam-zam dalam paket pengiriman. Padahal zam-zam merupakan oleh-oleh yang paling favorit bagi jamaah," ujarnya, Senin (5/11).
Larangan itu, kata dia, kurang dipahami para jamaah. Akibatnya banyak paket yang harus dibongkar saat proses penempatan barang di pesawat atau kapal laut.
Akibatnya, papar Mido, membuat petugas kargo harus melakukan pengepakan ulang. Itu membuat jamaah atau konsumen mengeluh.
"Kalau tahun lalu masih mendapatkan izin. Jadi paket barang begitu melimpah," ungkapnya.
Mido Achmad mengatakan, omzet pengiriman kargo turun hingga 30 persen dibanding tahun lalu. Bahkan, kata dia, beberapa perusahaan lain bisa lebih buruk lagi.
"Tahun lalu gudang penyimpanan barang ini penuh sekali. Tahun ini lihat saja tidak penuh," ujarnya.
Tahun ini, jenis paket yang dikirimkan jamaah didominasi produk pakaian dan kurma. Mido menambahkan, provinsi NTB dan Surabaya paling banyak mejadi lokasi tujuan barang.
Menurut dia, banyak pula kiriman barang yang ditujukan ke Aceh dan Papua.