Selasa 06 Nov 2012 12:24 WIB

Ketika Pasar Halal Dunia Dikuasai non-Muslim (2-habis)

Rep: Nashih Nashrullah/ Red: Chairul Akhmad
Tanda halal
Foto: bisnisukm.com
Tanda halal

REPUBLIKA.CO.ID, Umat Islam masih menjadi objek dan bukan pelaku utama untuk menggarap sektor industri halal di dunia.

Ironisnya, ekspor halal masih didominasi oleh negara-negara non-Muslim, seperti Uni Eropa, Brasil, Cina, Selandia Baru, Amerika, Argentina, India, dan Rusia.

Kondisi ini, menurut Winai, adalah tantangan utama memasuki bisnis produk halal global.

Produsen Muslim dituntut bersaing dengan negara-negara yang lebih maju dan berpengalaman dalam sektor industri tersebut. Terutama, soal kualitas dan harga. Ia memandang perlunya pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pendukung.

“ASEAN dipaksa untuk berkompetisi menghadirkan produk murah tapi berkualitas,” kata cucu KH Ahmad Dahlan tersebut.

Doni Wibisono menambahkan, ada beberapa poin yang bisa dilakukan untuk mendongkrak peran aktif produsen Muslim pada pasar tersebut. Ini mengingat, kebutuhan halal tidak hanya menjadi komoditas internal Muslim, tetapi juga memenuhi kebutuhan komunitas non-Muslim.

Ia juga menyebut pentingnya koordinasi intens antarsesama lembaga halal, harmonisasi peraturan, dan prosedur sertifikasi. Pada level ASEAN ia menilai, perlu adanya pengembangan lembaga halal se-ASEAN yang menyediakan daftar negara pemasok yang telah tersertifikat sekaligus pengembangan standar sertifikasi dengan praktik yang transparan dan professional.

Presiden World Halal Food Council (WHFC), Lukmanul Hakim, mengatakan WHFC berdiri sejak 1999 memiliki visi besar ke arah optimalisasi potensi pasar halal dunia. Lembaga yang terdiri atas berbagai lembaga halal di seluruh dunia tersebut memiliki visi besar untuk mengharmonisasi standar halal di seluruh dunia.

Ini didasari oleh kesadaran bersama bahwa sudah saatnya umat Muslim tidak lagi sebagai konsumen pasif. “Tetapi, Muslim harus pula menjadi pelaku aktif,” kata Direktur Eksekutif LPPOM MUI itu.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement