REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL--Korea Selatan terpaksa menutup dua reaktor nuklir pada hari Senin untuk mengganti komponen reaktor dengan suku cadang legal. Sebelumnya, PLTN ini diketahui menggunakan komponen bersertifikat palsu, seorang menteri mengatakan.
Menteri Hong Suk-Woo, seperti dilaporkan Chosun Ilbo, menekankan bahwa hal ini belum pernah terjadi sebelumnya. Ia juga menyatakan komponen ini digunakan dalam bagian "non-inti" dan komponen itu tidak menimbulkan ancaman keselamatan dan tidak berhubungan dengan serangkaian malfungsi sistem di reaktor itu tahun ini.
Dua unit yang terkena dampak penghentian operasi sementara ada di kompleks nuklir Yeonggwang di barat daya Korea. Sampai awal Januari, para teknisi akan menggantikan lebih dari 5.000 sekering, kipas pendingin, dan bagian lain yang disediakan oleh delapan pemasok.
Hong menyatakan, akibat tak beroperasinya PLTN ini, maka Korsel akan mengalami defisit energi listrik. "Kami akan mengalami kekurangan pasokan listrik yang belum pernah terjadi sebelumnya selama musim dingin," tambahnya.
Korea Selatan mengoperasikan 23 reaktor nuklir yang memenuhi lebih dari 35 persen dari kebutuhan listrik negara. mereka berencana untuk membangun 16 reaktor tambahan pada 2030.