REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Guru Barack Obama di SDN I Menteng Jakarta Pusat, Effendy, merasa bangga ketika mantan muridnya kembali terpilih sebagai presiden Amerika Serikat (AS) untuk kedua kalinya.
"Sebagai mantan guru tentunya saya bangga. Apalagi sampai bisa terpilih dua kali menjadi presiden AS," kata Effendy, di rumahnya Jalan Kapuas Raya No 121, Sukmajaya, Depok, Rabu (7/11).
Barack Obama terpilih menjadi presiden AS untuk yang kedua kalinya setelah mengalahkan pesaing utamanya. Obama mengumpulkan suara electoral lebih banyak dibandingkan pesaingnya dari Partai Republik, Mitt Romney, yaitu 284 berbanding 203.
Ia mengatakan dari dulu Obama memang murid yang cerdas dan memiliki rasa percaya diri yang tinggi dan perangainya juga lucu. Dia memang sudah menonjol, khususnya di bidang pelajaran IPS. "Ketika tidak mengerti dia bertanya dengan suara yang lantang," katanya.
Menurut dia, Obama sekolah di SD Menteng 1 hanya dari kelas 3 ke kelas 4. Meski hanya sebentar mengenal dia, saya bangga karena murid saya ada yang berhasil menjadi presiden. Bahkan menjadi presiden Amerika Serikat.
Pria yang kini berusia 67 tahun mengatakan saat Obama terpilih menjadi Presiden USA periode pertama yakni 2008 dirinya pernah diundang oleh Kedutaan USA untuk menghadiri pelantikan Obama.
Namun hal tersebut gagal karena pihak keamanan Secret Service tidak mengizinkannya, karena yang datang hanya orang terdekat.
Effendy yang mengajar selama 30 tahun di SD I Menteng itu mengatakan ketika Obama kembali mencalonkan diri untuk maju dalam pemilu Presiden USA, ia terus memantau perkembangan dan kampanye Barack Obama.
Ia berharap suatu saat nanti dapat berbicara langsung dengan Barack Obama. Terakhir kali kontak dengan dia sebelum Barry (Panggilan Obama) dilantik menjadi presiden.
Ketika itu, salah satu murid saya yang juga temannya Barry, Debora Herawati Sadrach mengirimkan surat dan foto kenangan saat duduk di bangku SD ke Barry. Ia pun membalas surat tersebut ketika sudah menjadi Presiden.
Effendy berharap terpilihnya Barack Obama menjadi Presiden AS yang kedua kalinya dapat membawa perubahan terhadap dunia, termasuk Indonesia.