Rabu 07 Nov 2012 22:10 WIB

Mau Memalsukan Barang? Indonesia Surganya

Rep: Fenny Melisa/ Red: Hafidz Muftisany
Petugas Dirjen Hak Kekayaan Intelektual (Haki) menunjukkan sejumlah barang bajakan di Tangerang, Banten, Rabu (25/4). (Aditya Pradana Putra/Republika)
Petugas Dirjen Hak Kekayaan Intelektual (Haki) menunjukkan sejumlah barang bajakan di Tangerang, Banten, Rabu (25/4). (Aditya Pradana Putra/Republika)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Tingkat pemalsuan berbagai produk di Indonesia masih sangat tinggi. Demikian yang disampaikan Masyarakat Indonesia Anti Pemalsuan (MIAP) pada "Diskusi  Hak Kekayaan Intelektual (HKI) untuk Indonesia yang Lebih Baik"  Rabu (7/11).

"Masyarakat saat ini dengan mudah mendapatkan berbagai barang palsu di pasaran seperti obat-obatan, software, CD, musik, film, aksesoris, tas," ujar Ketua Umum Masyarakat Indonesia Anti Pemalsuan, Widyaretna Buenastuti.

Hal tersebut menurut Widya dikarenakan masih banyak masyarakat yang belum mengetahui bahwa membeli produk palsu berpotensi menurunkan ekonomi nasional, mengurangi lapangan pekerjaan, dan menurunkan peringkat daya saing Indonesia di level internasional.

"Secara makro ekonomi, peredaran produk palsu berpotensi menurunkan tingkat pertumbuhan ekonomi nasional. Menurut survey LPEM FEUI pada periode kuartal III 2010 peredaran produk palsu ternyata menurunkan pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 2 persen dan akibatnya ancaman pengurangan lapangan kerja mencapai 80 juta orang," tukas Widya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement