Kamis 08 Nov 2012 15:04 WIB

Dahlan Persilakan DPR Periksa Petinggi BUMN

Rep: Agus Raharjo/ Red: Dewi Mardiani
Menteri BUMN Dahlan Iskan
Foto: Antara
Menteri BUMN Dahlan Iskan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Dahlan Iskan, dinilai mencemarkan nama baik DPR dengan menyebut anggota DPR meminta jatah ke BUMN.

Dahlan Iskan sudah menyetorkan delapan nama oknum anggota DPR yang meminta jatah pada beberapa perusahaan di bawah BUMN. Dahlan Iskan mengaku siap dengan semua risiko yang dijalaninya. Bahkan, ditanya soal keinginan DPR untuk memeriksa petinggi BUMN yang diduga memberi suap pada DPR, Dahlan tidak keberatan. "Silakan saja," kata Dahlan di Jakarta, Kamis (8/11).

Menurut Dahlan, dirinya tidak ingin terkesan lebih rajin membersihkan rumah orang lain (DPR) daripada membersihkan rumahnya sendiri. Sebab itu, pihaknya hanya pasif terkait kasus itu. Dahlan mengaku harus 'bersih-bersih' rumah sendiri (BUMN) yang juga dianggap sarang korupsi.

Kalau memang ada oknum petinggi BUMN yang melakukan kongkalikong dengan DPR, Dahlan akan memberi sanksi pada yang bersangkutan. "Ya, saya ganti minimal," ungkap dia.

Dahlan mengaku siap jika DPR berniat memanggilnya. Menurutnya, sudah menjadi kewajiban menteri dipanggil DPR datang. Namun, Dahlan tidak membantah dua kali pemanggilan DPR ke dirinya tidak dapat dipenuhi. Alasannya, kata dia, pemangggilan pertama, Dahlan masih berada dalam perjalanan dari luar kota. Sedang pemanggilan kedua, undangan yang diberikan padanya ternyata salah.

 

Terkait anggota DPR yang akan menggugat balik, Dahlan Iskan tidak keberatan. Menurutnya itu hak anggota DPR. Dahlan mengaku tidak melakukan persiapan apa-apa jika ada yang ingin menggugatnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement