REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Peredaran narkoba di dalam Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) masih tetap terjadi, meskipun pihak petugas Lapas telah berupaya semaksimal mungkin untuk memberantasnya.
Berbagai modus ditemukan bagi para narapidana yang tertangkap terlibat mengedarkan narkoba di dalam lapas. Mulai dari hal yang ringan seperti menyembunyikan narkoba di dalam pakaian hingga ke yang sulit, seperti mengirimkan narkoba melalui burung merpati (dara).
Direktur Jenderal Pemasyarakatan Sihabudin menceritakan pengalamannya saat bertugas di berbagai Lapas di Indonesia. Salah satu yang ia kenang adalah saat ia bertugas di Lapas Cipinang, Jakarta. Pada waktu itu, ada seorang istri dan anak yang kerap menemui suami atau ayahnya ke Lapas. Setiap berkunjung, si ayah yang seorang narapidana itu selalu memberi burung merpati yang ia pelihara di dalam Lapas.
"Ternyata setelah kita selidiki, setiap burung dara itu dikembalikan, selalu membawa narkoba," kata Sihabudin yang ditemui usai acara pengukuhan Satgas Keamanan dan Ketertiban di Rutan Klas II B Pekanbaru, Riau, Kamis (8/11).
Menurut Sihabudin, setelah burung dara itu paham rute dari rumah keluarga itu ke lapas, maka selanjutnya burung dara itu akan mengirim dan mengantar narkoba dari rumah ke Lapas. Burung dara itu hanya perlu terbang dari Lapas dalam keadaan kosong dan kembali ketika sudah membawa narkoba.
Contoh lainnya, lanjut sihabudin, melalui berbagai macam cara konvensional seperti meletakkan di dalam sandal jepit yang sudah dijahit, disembunyikan di dalam bungkus sampo, hingga melalui makanan. "Ya pokoknya banyaklah, selama narkoba masih ada, maka berbagai macam cara akan digunakan narapidana untuk mendapatkan narkoba," kata Sihabudin.
Modus lain diceritakan oleh Kalapas Klas II Pekanbaru Riau Alfi Zahrin. Menurutnya, ia pernah menemukan penyelundupan narkoba ke dalam Lapas melalui kitab suci. "Jadi pada waktu itu, narkoba diletakkan di antara lembaran-lembaran kitab suci yang dilubangi untuk menyimpan narkoba," katanya.
Menurutnya, untuk menghadapi hal-hal seperti itu dibutuhkan kecermatan dari petugas lapas. Terkadang, ada petugas yang lengah mengawasi hal-hal yang berkaitan dengan kitab suci karena merasa kitab suci tak akan digunakan untuk kejahatan.
Kasubdit Komunikasi Ditjen Pemasyarakatan Kemenkumham, Akbar Hadi, mengatakan yang paling sulit untuk mencegah terjadinya penyelundupan narkoba adalah jika petugas lapas yang berperan. Terkadang, ada petugas lapas yang menangkap sesama petugas, karena ikut menyelundupkan narkoba.