Kamis 08 Nov 2012 17:12 WIB

Said Nursi, Ulama dan Pemikir Agung dari Turki (5-habis)

Rep: Heri Ruslan/ Red: Chairul Akhmad
Ilustrasi potret Said Nursi.
Foto: timesofummah.com
Ilustrasi potret Said Nursi.

REPUBLIKA.CO.ID, Ia hanya ingin menyelamatkan iman dan Islam masyarakat Turki.

Selama tinggal di Kastamonu, usai dibebaskan dari penjara Eskisehir, Nursi melanjutkan penulisan Risalah Nur.

Pada periode ini, ia selalu berkoresponden dengan para muridnya secara rahasia. Surat-suratnya disalin dan disebarkan ke berbagai kampung, desa, dan kota-kota sekitar Kastamonu.

Aktivitas menyalin pun tumbuh dan berkembang. Di antara para murid yang aktif menyalin ini ada yang berhasil menyalin lebih dari seribu surat. Langkah tersebut akhirnya membuahkan enam ratus ribu eksemplar manuskrip Risalah Nur.

Pada tahun 1943, Nursi dikirim ke Denizli untuk dipenjarakan dengan tuduhan-tuduhan yang tak masuk akal. Ia dipenjara karena menulis Risalah Nur. Pengadilan membentuk tim ahli untuk meneliti Risalah Nur.

Hasilnya, mereka tidak menemukan unsur yang mengharuskan Nursi didakwa dengan tuduhan-tuduhan yang selama ini dialamatkan kepadanya.

Pada 15 Juni 1944, ia dikeluarkan dari penjara Denizli. Namun, Nursi diharuskan menempati sebuah rumah di Kecamatan Emirdag di Afyon. Ia tinggal di Emirdag sampai 1948.

Selama empat tahun, ia dikunjungi masyarakat dan muridnya. Ia berusaha menyebarkan Risalah Nur ke seluruh pelosok Turki melaui para pembacanya.

Pada 23 Januari 1948, polisi menggerebek dan menggeledah rumah Nursi. Ia bersama muridnya ditangkap dan dijebloskan ke dalam sel rutan Kota Afyon dengan alasan yang dibuat-buat dan penuh rekayasa.

Selama masa pengasingan dan penjara (1926-1950), halaqah, pengajiannya, tumbuh dan berkembang. Murid-muridnya pun aktif mempelajari Risalah Nur dan menyalin serta menyebarluaskannya ke seluruh penjuru Turki.

Ia telah berupaya untuk menyelamatkan iman di kalangan masyarakat Turki. Setelah 1950, Said Nursi memasuki periode Third Said. Ia sempat terkait dengan kemenangan Partai Demokrat pada 1950.

Tetapi, keterlibatan Nursi dalam bentuk dukungan dan bimbingan kepada Partai Demokrat digambarkannya sebagai ahwan as-syarr (yang paling sedikit keburukannya di antara yang buruk).

Said Nursi mendukung Partai Demokrat agar menghalangi Partai Rakyat Republik untuk tidak memerintah kembali. Pada periode ini, Said Nursi tinggal bersama murid-murid dekatnya untuk membimbing mereka dan mengajar metode dakwah Risalah Nur.

Setelah mengabdikan hidupnya untuk tetap menjaga agama Islam, Said Nursi meninggal dunia pada 1960. Akan tetapi, pemikiran dan ajarannya tetap berkembang dan diterima di seluruh penjuru dunia hingga sekarang.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement