REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Peringatan Hari Kesehatan Nasional ke 48 yang jatuh pada 12 November 2012 mendatang bertemakan mengenai kesehatan ibu dan anak.
Ternyata jumlah kematian ibu dan anak di Indonesia masih sangat tinggi.
Memang berdasarkan data yang dirilis Kementerian Kesehatan, ada penurunan terhadap jumlah kematian ibu dan bayi di Indonesia.
Angka Kematian Bayi (AKB) telah menurun dari 35 per 1.000 kelahiran hidup pada 2004 menjadi 34 per 1.000 kelahiran hidup pada 2007. Sedangkan Angka Kematian Ibu (AKI) menurun dari 307 per 100.000 kelahiran hidup pada 2004 menjadi 228 per 100.000 kelahiran hidup pada 2007.
Namun kenyataannya angka kematian ibu dan anak di Indonesia masih sangat memprihatinkan.
Dengan jumlah pendapatan perkapita lebih dari 3.000 Dolar AS, jumlah kematian ibu dan anak di Indonesia sama dengan negara-negara miskin dengan pendapatan per kapita jauh lebih kecil dari Indonesia.
Direktur Kampanye World Vision Indonesia, Asteria T Aritonang membandingkan antara Indonesia dengan Bangladesh. Angka kematian ibu dan anak di dua negara ini hampir sama.
Padahal pendapatan perkapita Bangladesh sekitar 700 Dolar AS atau lima kali lebih kecil dari Indonesia. Tidak hanya Bangladesh, angka kematian ibu dan anak di Indonesia juga hampir sama dengan Afghanistan dan Ethiopia yang merupakan negara miskin.
"Indonesia dengan pendapatan perkapita lebih tinggi seharusnya lebih rendah angka kematian ibu dan anaknya," kata Asteria T Aritonang yang ditemui di Kementerian Kesehatan, Jakarta, Kamis (8/11).
Ia memaparkan Indonesia merupakan salah satu negara dengan tingkat angkat kematian ibu dan anak yang tinggi dibandingkan dengan negara lain. Selain jumlah penduduk yang besar, penyebabnya juga karena masih kurangnya kebijakan pemerintah daerah yang berpihak kepada kesehatan ibu dan anak.