Jumat 09 Nov 2012 16:49 WIB

Pertemuan Tokyo akan Naikan Tekanan ke Pemerintah Suriah

Bashar al-Assad
Foto: Reuters
Bashar al-Assad

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Jepang mengatakan sekitar 150 delegasi dari 60 negara diharapkan hadir dalam konferensi internasional di Tokyo bulan ini. Pertemuan itu bertujuan menekan pemerintah Presiden Suriah Bashar al-Assad.

Menurut pejabat Kementerian Luar Negeri, Jumat (9/11), pertemuan itu akan dihadiri para pejabat senior pemerintah dari kelompok 'Sahabat Suriah' yang mendukung oposisi Suriah dan berusaha menekan pemerintah Bashar.

Kelompok Sahabat Suriah, kata dia, sebelumnya menyelenggarakan empat pertemuan seperti itu di Paris (April), Washington (Juni), Doha (Juli), dan Den Haag (September). "Sekitar 150 peserta dari sekitar 60 negara yang ikut dalam pertemuan-pertemuan sebelumnya diharapkan akan hadir," katanya, seperti dilansir AFP. Rincian lebih jauh mengenai pertemuan itu termasuk tanggal, akan diumumkan segera.

Kepala Sekretaris Kabinet, Osamu Fujimora, Senin mengatakan, "Pertemuan ia bertujuan untuk meningkatkan jumlah negara yang ikut serta dalam mengenakan sanksi-sanksi dan meningkatkan efektivitas tekanan terhadap pemerintah Suriah."

Tokyo September tahun lalu membekukan aset presiden Suriah dan para pemimpin militer yang ada di Jepang, yang juga diberlakukan oleh negara-negara Eropa dan Amerika Serikat. Tokyo juga melarang penerbangan-penerbangan carteran dari Suriah sejak Juli.

Kantor berita Kyodo melaporkan dari Kairo bahwa kementerian luar negeri Suriah Kamis meminta pertemuan Tokyo dibatalkan. Tetapi pejabat itu mengatakan pemerintah Jepang akan tetap menyelenggarakan pertemuan tersebut sesuai rencana.

Konflik meletus di Suriah Maret 2011 ketika pasukan Bashar menindak tegas protes-protes pro-reformasi, yang menimbulkan satu pemberontakan bersenjata. Lebih dari 36 ribu orang tewas, kata kelompok pemantau Observatorium Hak Asasi Manusia Suriah.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement