REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Seorang anggota parlemen Iran, Mohammad Saleh menyatakan pesawat tanpa awak atau drone AS telah melanggar wilayah udara Iran pekan lalu. Pelanggaran tersebut pun menjadi alasan militer menyerang drone seperti yang disebut Pentagon AS.
"Pelanggaran wilayah udara Iran adalah alasan untuk menembak pesawat tanpa awak Amerika. Ini menunjukkan Iran memiliki kesiapan pertahanan terhadap invasi apapun selama dibutuhkan," kata Saleh, Jumat (9/11).
Pentagon Kamis (9/11) waktu setempat mengumumkan bahwa jet-jet tempur Iran menembaki satu pesawat tanpa awak Predator Amerika Serikat di Teluk Persia pekan lalu tetapi tidak kena, dalam satu insiden yang meningkatkan ketegangan di kawasan itu.
Insiden itu terjadi 1 November-- kurang dari seminggu sebelum pemilihan presiden AS -- tetapi Pentagon tetap bungkam sampai laporan-laporan konfrontasi itu bocor.
Pesawat tanpa awak tersebut saat itu tengah bertugas melakukan pengintaian diatas perairan Teluk Arab sekitar 16 nautika mil atau sekitar 29,6 kilometer di lepas pantai Iran. "Kami yakin mereka menembakkan sedikitnya dua kali dan membuat sedikitnya dua lintasan," tutur Juru Bicara Pentagon, George Little.
Menteri Pertahanan AS, Leon Panetta pun mengatakan, AS telah mengirim peringatan kepada pemerintah Iran terkait insiden tersebut. Ia pun mengatakan akan mempertahankan aset militer dan akan terus mengirim pesawat dalam operasi pengintaian.
Ketegangan antara AS dan Iran meningkat isu nuklir Iran mencuat. AS dan sekutunya terus menuding Iran menggunakan program nuklir untuk pembuatan senjatar. Pihak Iran berkali-kali membantah hal tersebut dan mengatakan program nuklir Iran hanya untuk tujuan damai.