REPUBLIKA.CO.ID, PURWOKERTO -- Rektor Universitas Paramadina Jakarta, Anies Baswedan, menilai akademisi dan analis cenderung memperumit konflik di Indonesia.
"Adanya kategorisasi mayoritas-minoritas dalam kehidupan bernegara yang dilakukan akademisi dan analis dalam menganalisis konflik di Indonesia justru menjadikan rumit keadaan," kata Anies di Purwokerto, Jumat.
Berdasarkan pengalaman masa lalu, kata Anies, bangsa Indonesia tidak memiliki kerangka mayoritas dan minoritas. Indonesia tidak seperti Amerika yang mana ada 'minority right' buat kelompok minoritas.
Anies mengatakan permasalahan kategorisasi tersebut sebenarnya timbul dari pendidikan karakter oleh para pendidik atau akademisi. Oleh karena itu, kata dia, permasalahan karakter siswa bukan pada siswanya melainkan terletak pada pendidiknya.
"Pembangunan karakter ini akan berdampak pada tenun kebangsaan yang makin kuat," katanya.
Ia mengatakan membangun keadilan merupakan hal fundamental untuk melahirkan kedamaian. Isu penegakan keadilan akan sulit diselesaikan jika masih ada masalah ketimpangan.
Selain itu, kata dia, perspektif mengenai konflik antara kelompok mayoritas dengan kelompok minoritas harus diubah menjadi konflik antarwarga dan bukan konflik antarumat beragama.