REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL--Reaktor nuklir milik Korea Selatan terancam mengalami kebocoran. Regulator nuklir menemukan retakan tak kasat mata dalam terowongan ruang kendali reaktor tenaga berbahaya itu.
Pemerintah memberikan sinyal kekhawatiran atas sektor energi di negara tersebut."Ada semacam celah di enam terowongan," Juru Bicara Kepresidenan Bidang Kemanan dan Keselamatan Nasional mengatakan hal tersebut, seperti dilansir kantor berita Reuters, Jumat (9/11).
Penemuan retakan terjadi beberapa hari setelah dua reaktor nuklir di Yeonggwang ditutup lantaran memiliki sertifikat komponen keamanan palsu. Korsel kini menyelediki 23 reaktor nuklir miliknya.
Retakan tersebut menjadi pertimbangan pemerintah untuk memperpanjang penyelidikan keamanan reaktor-reaktor nuklir Korsel. "Proses penyelidikan diperpanjang sampai 47 hari mendatang," Juru Bicara menambahkan.
Ia mengungkap itu adalah yang pertama kali ditemukan retakan. Temuan tersebut mengundang bahaya dan mengancam situs energi Korsel.
Retakan juga mempengaruhi semakin berkurangnya pasokan listrik negara tersebut. Kondisi ini mengancam persedian listrik negara menghadapi musim dingin mendatang.
Apalagi lanjut dia dua reaktor yang menghasilkna seribu mega watt tersebut sudah ditutup sejak Oktober lalu. "Kami sedang mencari alternatif darurat (untuk memenuhi kebutuhan listrik)," kata seorang di Kementerian Ekonomi.
Korsel salah satu negara di Asia yang mengandalkan nuklir untuk memenuhi kebutuhan energi listrik. Sekira 30 persen dari total kebutuhan listrik negara mengandalkan nuklir. Sebagian dari reaktor memberikan pasokan untuk industri.