REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Kemenangan Barack Obama dalam Pilpres Amerika Serikat, Selasa (6/11) kemarin, rupanya berdampak buruk bagi para karyawan. Pasalnya, para pengusaha di AS berencana memecat karyawannya.
Para pengusaha di Negeri Paman Sam itu mengaku tak setuju dengan rencana kebijakan Obama yang akan menaikkan pajak. Bahkan seorang direktur di Kota Las Vegas dilaporkan memecat 22 dari total 144 karyawannya ketika Obama menjadi Presiden AS untuk kali kedua.
Kebijakan pengurangan pegawai juga dilakukan sejumlah perusahaan di Negeri Koboi tersebut. The Huffington Post, Jumat (9/11), melaporkan seorang pemilik perusahaan di Negara Bagian Georgia mengaku tidak sanggup menanggung beban pembayaran jaminan kesehatan bagi pekerja.
Mereka mengaku tak mampu memenuhi kebijakan Obamacare, termasuk pengurangan jam kerja. Tak hanya itu, ia juga berencana memecat sejumlah pekerjanya yang memilih Obama pada Pilpres AS lalu.
Dalam kampanyenya, Obama menyatakan perusahaan yang memiliki karyawan lebih dari 50 orang, harus menyediakan asuransi kesehatan penuh.
Ada yang kontra, tentu ada yang pro. Seorang pemilik tempat peristirahatan Westgate Resorts, David Siegel bertindak sebaliknya. Ia tidak mem-PHK karyawannya, tapi justru menaikkan gaji karyawannya setelah Obama kembali menjabat sebagai Presiden AS. (baca: Sopir Taksi Dipecat karena Pilih Obama).