REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Jelang memasuki musim penghujan, masyarakat mulai mengkhawatirkan jebolnya tanggul lumpur Sidoarjo di sekitar Desa Renokenongo Porong. Kondisi tanggul yang sebelumnya sudah mengkhawatirkan karena aktivitas masyarakat di kawasan tanggul pun, makin diperparah dengan kondisi di musim penghujan.
Mengantisipasi jebolnya tanggul lumpur Sidoarjo di awal musim penghujan tahun ini, Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo (BPLS) mencari cara agar lumpur tak meluber di kawasan rel Kereta Api dan jalan raya Porong.
Humas BPLS, Hengki Listria Adi, mengatakan jelang musim penghujan memang ada beberapa sisi tanggul yang masuk kategori kritis dan perlu ditingkatkan kewaspadaannya. "Masuk Musim penghujan kemungkinan ada status lumpur lapindo akan naik menjadi status awas," ucapnya, Ahad (11/11).
Dia mencontohkan tanggul yang berada di sekitar Desa Mindi. Dikatakannya, permukaan lumpurnya sudah mencapai bibir tanggul. Lumpur yang sudah mencapai bibir tanggul itu, diantaranya ada di titik 33 sampai 29 Desa Mindi, kemudian di titik 29 sampai titik 21 di Desa Jatirejo.
Untuk itu, pihaknya akan meningkatkan kewaspadaan dan memperkuat sisi tanggul menghadapi musim penghujan tahun ini. Namun ia beralasan, penguatan sisi tanggul terkendala banyaknya aktivitas warga di kawasan tanggul. Khususnya mereka dari korban yang belum mendapat ganti rugi dari Lapindo melalui PT Minarak Lapindo.
"Warga yang sudah diimbau pemkab untuk tidak beraktifitas disekitar tanggul pun tidak menghiraukan imbauan itu," ucapnya. Di Desa Mindi didiami sekitar 1.500 jiwa.