REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Berdasar pemeriksaan terhadap jasad terduga teroris yang tewas di Poso saat baku tembak dengan Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror, hasil DNA menunjukkan positif M Choiri alias Jipo alias Ibeng yang berasal dari Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB).
"Saat ini keluarganya berada di Jakarta, sekitar 1-2 hari akan dibawa ke Bima," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karo Penmas) Mabes Polri, Brigjen Pol Boy Rafli Amar di Jakarta, Senin (12/11).
Pemeriksaan yang dilakukan oleh tim DVI sudah selesai dan polisi akan membantu pihak keluarga untuk membawa jasad Jipo ke Bima, katanya.
"Jipo alias Ibeng diduga terlibat beberapa aksi teroris di NTB pada tahun 2011 dia sehari-harinya berprofesi sebagai guru yang mengajar di Pondok Pesantren Umar Bin Khatab, Bima," kata Boy.
Selain itu, almarhum Jipo yang juga mengajak rekan-rekannya untuk mengikuti kegiatan pelatihan teroris di kawasan Gunung Biru, kawasan Tamanjeka, Poso.
Tim DVI mengambil sampel DNA ayah Jipo alias Ibeng, terduga teroris dari ayah yang bersangkutan dari yang tiba dari NTB. Dari serangkaian dokumen yang bersangkutan, termasuk ijazah, nama asli dari Jibo adalah M. Choiri, tapi untuk memastikan nama aslinya perlu menunggu hasil pemeriksaan tes DNA, katanya.
Densus 88 Antiteror terlibat bakutembak dengan para terduga teroris di Desa Kalora, Kecamatan Poso Pesisir Utara pada Rabu pagi (31/10) sekitar pukul 05.30 Wita.
Lokasi baku tembak terletak 20-an meter di belakang Desa Kalora, jalan poros Trans Sulawesi Poso-Parigi-Palu, atau sekitar 50 km Utara Kota Poso ke arah Parigi. Kontak senjata berlangsung sekitar 30 menit.
Dalam insiden itu, Ibeng meninggal di tempat, sementara dua terduga, MR dan RH, ditangkap dalam keadaan hidup dibawa ke Mako Brimob Kelapa Dua, Depok guna menjalani pemeriksaan.
"Mereka diduga terlibat dalam aksi teror di Palu, serta penembakan anggota polisi di BCA beberapa tahun lalu. Juga tercatat ikut pelatihan di kawasan Gunung Biru, Tamanjeka," kata Boy.