REPUBLIKA.CO.ID, PURWOKERTO -- Masalah pencemaran di laguna Segara Anakan, Kabupaten Cilacap, sudah cukup membahayakan. Peneliti dari Indonesia dan Perancis, dari hasil penelitiannya menemukan bahwa konsentrasi limbah berbahaya di laguna tersebut, sudah cukup tinggi. Bahkan bahan limbah tersebut, sudah mengendap di tubuh satwa lautnya.
''Limbah berbahaya itu bahkan sudah mengendap di biota laut sehingga membahayakan jika dikonsumsi manusia. Dalam penelitian kami, banyak biota laut yang dalam tubuhnya mengandung senyawa hidro karbon dan senyawa berbahaya lainnya,'' kata staf pengajar Fakultas Sains dan Teknik Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto yang juga peneliti tamu Universitas Aix Marseille Perancis, Agung Dhamar Syakti, Senin (12/11).
Menurutnya, bersama tim peneliti dari Perancis, dia telah mengunjungi Segara Anakan. Di lokasi ini, mereka mengambil contoh bakteri yang ada di laguna tersebut. Tim juga mengambil contoh kerang totok untuk mengetahui kandungan limbah dalam species yang hidup di dalam lumpur segara anakan itu.
Dari hasil penelitian terhadap bakteru dan kerang tersebut, disimpulkan semua jenis limbah, baik limbah domestik maupun limbah industri ada di laguna ini. Limbah tersebut bisa berasal dari industri, rumah tangga atau yang kini dikenal sebagai limbah emerging polutan.
''Emerging polutan, merupakan polutan yang relatif baru dipelajari di Indonesia. Akibat polutan itu, keanekaragaman hayati bisa terganggu. Bahkan, di Perancis ditemukan adanya ikan yang berganti jenis kelaminnya karena terpengaruh emerging polutan,'' katanya.
Agung menyebutkan, banyaknya polutan di Segara Anakan dimungkinkan karena laguna ini menjadi tempat bermuaranya sungai-sungai besar. Limbah tersebut dibawa melalui aliran sungai hingga kawasan laguna pun menjadi tercemar.
Selain masalah limbah, Agung juga menyatakan, di Segara Anakan dia menemukan enam strain baru bakteri yang bisa mengurai limbah minyak dengan teknik bioremediasi. ''Kami menemukan enam strain bakteri yang bisa mengisolasi limbah minyak,'' katanya.
Prof Pierre Doumenq, ahli bidang Kimia Lingkungan dari Universitas Paul Cezanne Aix Marseille, Prancis (UPCAM) mengatakan, laguna Segara Anakan sebenarnya merupakan tempat yang sangat eksotis. Lokasi ini memiliki kekayaan hayati yang luar biasa. ''Saya sudah lama meneliti tentang pencemaran akibat minyak di Eropa, kini saatnya melakukan penelitian di Indonesia,'' katanya.
Ia menyarankan, perlu dilakukan pengawasan terhadap lingkungan di sekitar kilang minyak di Indonesia. Menurutnya, bila terjadi tumpahan minyak ke laut, limbah tersebut sebenarnya tidak bisa hanya diatasi dengan cara pengolahan limbah secara manual. ''Harus ada upaya komprehensif untuk mengatasi limbah tersebut,'' jelasnya.