REPUBLIKA.CO.ID, RIO DE JENAIRO -- Tindak kriminal di Sao Paulo, Brasil kian mewabah. Dalam dua pekan terakhir setidaknya 140 orang tewas dibunuh.
Pada Sabtu (10/11) malam, seorang pengendara sepeda motor tak dikenal masuk ke dalam sebuah rumah dan membunuh dua orang warga. Pelaku kemudian melaju pergi setelah melakukan aksi terkutuknya.
Satu jam kemudian, di sebuah distrik yang berdekatan, polisi menembak dan menewaskan dua orang penjahat setelah sebelumnya terjadi baku tembak.
Di tempat lain, polisi menemukan mayat seorang pria dengan peluru yang menembus otak. Malam itu, ada 14 orang tewas dibunuh dan 12 orang lainnya luka-luka.
Pemerintah kota Sao Paulo yang merupakan kota terbesar di Brasil memutuskan meliburkan sekolah lebih awal.
"Demi menjamin keselamatan, kepala sekolah memutuskan meliburkan sementara sekolah," kata asisten administrasi disebuah sekolah di Sao Paulo, Eliane Valerio de Souza, dikutip dari the Guardian, Selasa (13/11).
Data Departemen Keamanan Publik Brasil mencatat telah terjadi 982 kali pembunuhan di Sao Paulo dalam sembilan bulan pertama tahun ini. Jumlah ini meningkat 10 persen dibandingkan tahun lalu.
Sebanyak 500 warga Brasil yang marah dan prihatin menggelar aksi turun ke jalan. Mereka berunjuk rasa sambil membawa mawar putih dan mengenakan kaos putih yang bergambar cetakan wajah beberapa korban pembunuhan.
Sao Paulo disebut sebagai kota paling rawan di Brasil. Populasi penduduk yang besar di wilayah itu dikaitkan dengan keberadaan banyak geng penyelundup obat-obatan terlarang alias narkoba.
Perbandingannya adalah dalam 100 ribu orang penduduk, sebanyak 10 orang di antaranya tewas terbunuh.