REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Sebanyak 70 ribu massa buruh dari Jabotabek berencana memasuki Jakarta pada 20 November. Massa tersebut akan melakukan long march dari Bundaran Hotel Indonesia pada pukul 10.00 WIB menuju Istana Negara untuk menuntut ketegasan Presiden.
“Presiden harus menindak tegas pihak-pihak yang menuduh 80 persen anggota MPBI adalah pengangguran,” ujar Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI), Andi Gani Nena, saat konferensi pers Majelis Pekerja Buruh Indonesia (MPBI), Rabu (14/11).
Andi mengatakan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Wakil Presiden Boediono harus tegas menindak orang yang telah menuduh banyak pengangguran yang ikut aksi buruh. Menurutnya, hal tersebut sangat menyakitkan bagi kaum buruh. Karena itu, pihaknya meminta perlakuan yang seimbang kepada para buruh.
Dia mengaku, aksi (20/11) mendatang merupakan aksi all out. Namun, dia menjamin aksi tersebut tidak akan rusuh dan massa tidak akan menutup jalan tol. Selain itu, menurutnya, aksi ini merupakan peringatan keras terhadap pemerintah supaya tidak menuduh bahwa aksi kaum buruh ada yang menunggangi. “Jangan hanya mengungkapkan atau memanaskan situasi, tapi beri bukti,” kata Andi.
Sementara itu, Presiden Konfederasi Serikat Buruh Seluruh Indonesia (KSBSI) Mudhofir mengatakan, unjuk rasa para buruh tidak ditunggangi oleh partai manapun. Namun, didukung oleh anggota buruh ,di antaranya dari tiga konfederasi yaitu KSPSI, KSBSI, dan KSPI yang tergabung dalam MPBI. Menurutnya, aksi tersebut dilakukan sesuai dengan Undang-Undang dan hak buruh.