Kamis 15 Nov 2012 05:58 WIB

Perawatan Skizofrenia di Inggris Buruk

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Fernan Rahadi
Penderita skizofrenia (ilustrasi).
Foto: AP
Penderita skizofrenia (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON  --  Perawatan bagi penderita skizofrenia di Inggris masih buruk. Hal tersebut berdasarkan laporan Komisi Skizofrenia yang menemukan bahwa kualitas pengobatan dan perawatan penyakit kejiwaan tersebut menurun jauh tahun ini.

Komisi Skizofrenia mengusulkan dilakukannya perombakan radikal terhadap sistem perawatan skizofrenia di Inggris. Telalu banyak uang yang dihabiskan untuk pengobatan, sementara uang yang dialokasikan untuk pencegahan penyakit itu di masyarakat sangat sedikit.

Pengobatan berbasis keluarga dan masyarakat dirasa lebih penting dibandingkan perawatan di rumah sakit. Tahun ini, penderita skizofrenia di Inggris umumnya mereka yang sangat muda, berusia 15-20 tahun.

"Banyak laporan dari keluarga dan mantan penderita skizofrenia yang kecewa dengan sistem perawatan di rumah sakit," kata Ketua Komisi Skizofrenia, Sir Robin Murray, dikutip dari The Guardian, Kamis (15/11).

Skizofrenia adalah gangguan kejiwaan kompleks yang mempengaruhi fungsi otak manusia. Penderitanya sering berhalusinasi, seperti mendengar ada seseorang yang berbisik di telinganya dan memerintahkannya berbuat yang ekstrem, misalnya perintah untuk bunuh diri atau membunuh orang lain.

Jumlah penderita skizofrenia di Inggris mencapai 220 ribu orang. Satu dari enam orang di antaranya merupakan penderita akut.

Bahkan, mereka diikuti penyakit lainnya, khususnya penyakit jantung. Pasalnya, gaya hidupnya kacau, pola makan buruk, dan kebiasaan merokoknya sangat tinggi.

Menurut Kepala Eksekutif Yayasan Kesehatan Kejiwaan Inggris, Andrew McCulloch, mengatakan sebanyak 45 persen orang yang telah didiagnosis skizofrenia sembuh setelah menjalani metode perawatan lain.

"Tingkat pemulihannya meningkat ketika dunia kesehatan fokus pada tahap awal penyakit. Misalnya memberi mereka harapan, dan memacu semangatnya untuk sembuh," katanya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement