Kamis 15 Nov 2012 13:27 WIB

Mentan: Percuma Genjot Produktivitas Bila Alih Lahan Jalan Terus

Rep: Muhammad Iqbal/ Red: Ajeng Ritzki Pitakasari
CETAK LAHAN SAWAH. Seorang pekerja membajak lahan sawah dengan traktor
Foto: Antara
CETAK LAHAN SAWAH. Seorang pekerja membajak lahan sawah dengan traktor

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Dalam rangka mengejar surplus beras 10 juta ton 2014, Kementan telah melakukan berbagai upaya antara lain meningkatkan produktivitas, penambahan areal tanam, menurunkan konsumsi beras dan akselerasi peningkatan produksi beras nasional (P2BN).

Khusus untuk peningkatan produktivitas, Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian Udhoro Kasih Anggoro  menilai langkah membutuhkan kombinasi yang tepat antara hasil sekolah lapangan, pengelolaan tanaman terpadu (SL-PTT), penggunaan varietas unggul, penyuluhan, mantri dan petani itu sendiri. 

Berdasarkan perhitungan Ditjen Tanaman Pangan, rata-rata produksi nasional saat ini mencapai 5,1 ton GKG per hektare setiap kali panen.  Sedangkan rata-rata produksi di Pulau Jawa mencapai 5,6 ton per hektare, kemudian di luar Pulau Jawa mencapai 4,4 ton per hektare.   

Udhoro mengatakan itu artinya rata-rata produksi nasional masih memiliki ruang untuk bertambah sebesar 2,9 ton sampai 7,9 ton per hektare.  "Jika hasil ini bisa diperluas, surplus 10 juta ton beras di 2014 bisa tercapai," ujar Udhoro alam kunjungan kerja di Desa Mangunrejo Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang, Rabu (14/11). 

Meski begitu, Udhoro menyadari pencapaian tadi idak semata-mata didukung oleh peningkatan produktivitas setiap hektare.  Penambahan areal tanam penting mengingat jumlah penduduk yang mengonsumsi beras senantiasa bertambah dari tahun ke tahun. 

Pulau) Jawa tantangannya konversi lahan," kata Udhoro.  Pada 2007, Badan Pusat Statistik merilis luas lahan pertanian di Pulau Jawa mencapai 4,1 juta hektare. 

Cakupan ini tidak hanya sawah beririgasi teknis, melainkan juga sawah beririgasi nonteknis dan lahan kering. Catatan ini menyusut tiga tahun kemudian. 

Pada 2010, luas lahan pertanian di Pulau Jawa menyusut 600 ribu hektare atau tinggal 3,5 juta hektare.  Itu artinya, rata-rata konversi lahan setiap tahunnya mencapai 200 ribu hektare.  "Ini jelas ancaman bagi luas tanam dan produktifitas di Pulau Jawa (lumbung pangan nasional)," kata Udhoro.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement