REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT -- Pemimpin Hizbullah, Sayyed Hassan Nasrallah mendesak negara-negara Arab menggunakan berbagai upaya politik untuk mengakhiri serangan Israel di Jalur Gaza. Termasuk dengan menaikkan harga minyak.
"Apa yang kita inginkan adalah untuk mengakhiri serangan di Gaza. Ini adalah pertempuran setiap orang. Kami tidak meminta solusi, melainkan usaha," kata Nasrallah, seperti dikutip dari Reuters, Kamis (15/11).
Nasrallah mengatakan, selama ini negara Arab tak banyak mendukung perlawanan Palestina terhadap Israel. Mereka hanya berpangku tangan dan tak melakukan aksi.
"Sekarang ini tidak ada yang mengatakan kepada negara-negara Arab, 'tolong buka perbatasan anda dan mulai beroperasi membebaskan Palestina'," ujar pemimpin kelompok yang pernah berperang dengan Israel pada tahun 2006 tersebut.
Upaya penghentian minyak, menurut Nasrallah, selalu menjadi momok negara Arab. Padahal minyak Arab akan sangat mempengaruhi perekonomian AS dan Eropa. Tanpa pengerahan militer, negara Arab mampu mengguncang AS dan Eropa.
"Sebagian orang mengatakan bahwa orang Arab tidak memiliki keberanian untuk menghentikan produksi minyak. Penurunan ekspor minyak Anda atau menaikkan harga sedikit minyak Anda, akan mengguncang Amerika Serikat, anda akan mengguncang Eropa. Sudara-saudara, jika Anda tidak dapat memotong minyak, menurunkan produksi ataupun menaikkan harga, berikan beberapa tekanan. Tak ada yang meminta tentara atau tank atau pesawat," ujarnya.