WASHINGTON -- Badan Intelijen AS (CIA) mulai melakukan penyelidikan terkait skandal perselingkuhan mantan pemimpin mereka David Petraeus dengan seorang penulis biografi Paula Broadwell. Petraeus mengundurkan diri sebagai direktur CIA pekan lalu akibat skandal tersebut.
Pelaksana Tugas Direktur CIA, Michael Morell telah memerintahkan eksplorasi penyelidikan kasus perselingkuhan Petraeus. Namun menurutnya, penyelidikan tidak menekankan pada bocornya rahasia CIA ke tangan Broadwell, selingkuhan Petraeus. Penyelidikan hanyalah mencari perlaku umum kasus tersebut.
Juru Bicara CIA, Preston Golson mengatakan, penyelidikan yang akan dilakukan oleh inspektur jenderal CIA tersebut tidaklah mensyaratkan hasil khusus apapun. Namun Golson, badan intelejen tersebut akan melihat apa-apa yang dapat dipelajari dari kasus perselingkuhan tersebut.
"Di CIA, kami terus meninjau kinerja kami. Jika ada pelajaran yang bisa kami pelajari dari kasus ini, kami akan menggunakannya untuk meningkatkan penyelidikan. Tapi kami tidak memaksa diri memajukan penyelidikan. Sebuah investigasi merupakan upaya ekspolrasi, dan tidak mensyaratkan setiap hasil tertentu," ujar Golson dalam sebuah pernyataan CIA yang dilansir BBC.
Sebelumnya Badan Penyelidik Federal AS (FBI) menemukan bukti yang menunjukkan Broadwell memiliki informasi rahasia CIA. Namun Broadwell menyangkalnya. Petraeus juga mengatakan informasi tersebut bukan bersumber darinya.
Pada saat wawancara pertama kasus skandal tersebut, Petraeus mengatakan kepada CNN pada Kamis, bahwa ia tak memberi informasi rahasia apapun kepada selingkuhannya, Broadwell. Ia juga menuturkan pengunduran dirinya akibat perselingkuhan tersebut, bukan terkait kasus serangan di Benghazi yang menewaskan empat orang Amerika termasuk duta besar AS untuk Libya.
Kamis lalu, parlemen bertemu dengan para pejabat tinggi CIA dan FBI untuk menyelidiki kasus serangan kantor konsulat AS di Benghazi Libya. Alih-alih membahas penyelidikan insiden 11 September tersebut, Parlemen justru menanyai para pejabat tinggi terkait perselingkuhan Petraeus. Pada Jumat (16/11), Petraeus dijadwalkan akan memberikan kesaksian sebelum kongres parlemen membahas Beghazi.
Parlemen akan menanyakan kasus yang menjerat Petraeus secara tertutup. Upaya parlemen tersebut menyusul munculnya klaim Partai Republik yang memojokkan pemerintahan Barack Obama dari Partai Demokrat.
Kasus CIA tersebut menyeret nama Obama dengan tudingan telah menipu rakyat Amerika. Pasalnya, kasus Petraeus telah berlangsung lama sebelum pemilu, namun baru dipublikasikan setelah kemenangan Obama.REPUBLIKA.CO.ID,