Sabtu 17 Nov 2012 00:10 WIB

Kemenhan Siap Sampaikan Klarifikasi Dugaan Kongkalikong

Rep: Asep Wijaya/ Red: Fernan Rahadi
Menhan Purnomo Yusgiantoro saat acara serah terima 2 unit pesawat CN-295 di Base Ops Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Kamis (4/10).(Zabur Karuru/Antara)
Menhan Purnomo Yusgiantoro saat acara serah terima 2 unit pesawat CN-295 di Base Ops Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Kamis (4/10).(Zabur Karuru/Antara)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA  --  Kementerian Pertahanan (Kemenhan) siap menyampaikan klarifikasi terkait dugaan kongkalikong di tiga kementerian sebagaimana laporan yang disampaikan Sekretaris Kabinet Dipo Alam ke KPK. Kemenhan disebut-sebut menjadi salah satu kementerian yang dilaporkan Dipo pada Rabu (14/11).

Kepala Pusat Komunikasi Publik Kemenhan RI, Kolonel Kav Bambang Hastawan, menegaskan untuk tidak melakukan pengandaian terkait informasi yang belum jelas kebenarannya. Pernyataan itu berkaitan dengan dugaan kongkalikong proyek di Kemenhan.

"Tidak ada itu, jangan berandai-andai," jelas Bambang kepada Republika, Jumat (16/11).

Oleh karena itu, Bambang menyatakan kesiapannya untuk melakukan klarifikasi terkait polemik yang menjadi perhatian publik tersebut. Dia pun mengaku telah menghubungi Dipo Alam perihal persoalan itu.

"Pak Dipo tidak sebut kementeriannya," ungkap Bambang melalui sambungan telepon.

Seperti diberitakan, Sekretaris Kabinet, Dipo Alam, menyebut dugaan kongkalikong antara pimpinan fraksi DPR RI dengan oknum di kementerian terkait pengurusan proyek terjadi di tiga kementerian. Namun demikian, Dipo tidak menjabarkan nama kementerian yang dimaksud.

Dipo mengungkapkan, sebenarnya ada banyak kementerian yang dijadikan ajang kongkalikong. Akan tetapi, menurut dia, tidak selalu masalahnya di kerugian negara. Dipo menegaskan, ada juga yang sifatnya pencegahan sehingga akhirnya dengan adanya laporan, tindak korupsi bisa dicegah.

"Tapi sekarang ada di tiga kementerian," jelas Dipo usai melaporkan perkara itu ke KPK, Rabu (14/11).

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement