REPUBLIKA.CO.ID, BOMA - Rwanda yang mendapat dukungan dari kelompok pemberontak mengklaim mereka bersiap menguasai Goma, ibukota provinsi Kongo Timur. Pemberontak tersebut untuk pertama kalinya semakin dekat dua mil dari wilayah tersebut.
Pemberontak Kongo semakin bergerak maju meskipun 151 orang anggota kelompok mereka tewas. Hal itu akibat serangkaian serangan helikopter PBB sejak Sabtu (17/11) akhir pekan lalu.
Juru bicara militer Kongo, Kolonel Olivier Hamuli, mengatakan pertempuran sekitar Goma dimulai sejak pukul enam pagi. Dia membantah bahwa sejumlah tentara Kongo menolak melawan dan melarikan diri.
Juru bicara kelompok pemberontak M23, Kolonel Vianney Kazarama, mengatakan pasukannya telah bersiap menguasai kota itu. "Kami akan merebut Goma. Langkah selanjutnya, kami akan mengambil Bukavu," ujarnya dihubungi melalui sambungan telepon, dikutip dari the Guardian, Senin (19/11).
Kelompok pemberontak M23 terdiri dari tentara dan pasukan pemberontak dari organisasi Kongres Nasional untuk Pertahanan Rakyat Kongo (CNDP). Kelompok ini terdiri dari perjuang Tutsi, dan kelompok etnis genosida Rwanda.
Pemberontakan Kongo ini muncul terkait perjuangan untuk mengontrol kekayaan mineral tambang di Kongo. Sekretaris Jenderal Ban Ki Moon menelepon Presiden Rwanda, Paul Kagame akhir pekan lalu untuk menahan pergerakan M23.