Sebelum abad ke-18
Temuan yang hampir sama diungkapkan pula oleh sejarawan Michael Craton dalam bukunya "Sejarah Bahama".
Dia juga menulis bahwa Islam masuk ke Bahama lewat perbudakan.
Craton bahkan menyatakan, Islam masuk ke Bahama jauh sebelum abad ke-18. Hal ini didasarkan pada tradisi lisan masyarakat Bahama.
Menurut dia, banyak cerita lama rakyat Bahama yang menyebutkan nama Timbuktu di dalamnya. Namun, tak banyak yang tahu bahwa Timbuktu adalah kota kuno di Afrika yang dibangun pada 1000 Masehi.
Tak banyak yang tahu pula jika Timbuktu pernah dikuasai oleh Raja Kankan Musa atau lebih dikenal dengan nama Gongo pada 1310. Sang raja membangun masjid dan menjadikan Timbuktu sebagai pusat kebudayaan Islam.
Craton pun tak menyangkal kemungkinan bahwa Islam dibawa masuk ke Bahama oleh Christoper Columbus. Columbus dikenal sebagai penemu benua Amerika dan dia menemukan Bahama pada 12 Oktober 1492.
Columbus, kata Craton, bukannya mendakwahkan Islam. Islam dikenalkan melalui langkah yang diambil Columbus untuk mengelilingi dunia. Columbus, menurut dia, melakukan pelayaran ke barat karena Alquran mengungkapkan bahwa bumi itu bulat.
Sejak dahulu Muslim tahu bahwa bumi itu berbentuk bulat sehingga sangat mungkin bila dikelilingi lewat laut. Hanya orang Eropa Kristen yang berpikir bumi itu datar.
Meski sejumlah bukti sejarah menunjukkan Islam sudah masuk sejak lama, namun Islam baru benar-benar dikenal dan menyebar luas di Bahama pada abad ke-19.
Saat itu, sejumlah tokoh terpelajar Bahama kembali ke negara asalnya setelah menempuh pendidikan di AS. Mereka belajar ke AS karena saat itu tak ada universitas besar di Bahama.
Tak hanya menempuh studi, di AS pula mereka mengenal Islam dan akhirnya memeluk agama Allah ini. Ketika kembali ke kampung halaman, mereka berusaha menyebarkan Islam di Bahama.
Pada 1960, penduduk asli Bahama, Bashan Saladin, yang sebelumnya bernama Charles Cleare mendeklarasikan dirinya sebagai seorang Muslim. Dia pun mengubah rumahnya menjadi masjid.
Kemudian pada 1974, Muslim Bahama bernama Munir Ahmad yang berprofesi sebagai dokter gigi, pulang dari AS. Dia bersama Mustafa Khalil Khalfani dan Faisal Abdur Rahmaan Hepburn berusaha mengembangkan Islam di Bahama.