REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Dua bom mortir menghantam gedung Kementerian Penerangan Suriah di Ibu Kota negeri itu, Damaskus, Selasa, demikian laporan stasiun televisi resmi, mengkibatkan kerusakan tapi tidak merenggut korban jiwa.
TV Suriah menuduh "penyebar teror" sebagai pelaku serangan tersebut. Stasiun TV itu merujuk kepada gerilyawan yang telah berusaha menggulingkan Presiden Bashar al-Assad sejak tahun lalu.
Gerilyawan telah berusaha membawa revolusi 20 bulan mereka ke jantung Kota Damaskus, pusat kekuasaan Bashar, dan telah memperoleh tempat berpijak di pinggiran selatan kota tersebut dan di banyak daerah pinggiran lain. Sebagian petempur mengatakan bom mortir itu ditembakkan dari kubu gerilyawan di Kota Daraya, yang telah dibombardir pasukan Bashar dari udara selama berhari-hari.
Pertempuran sengit sejak itu telah berkecamuk di Daraya, yang berada di pinggiran barat-daya Damaskus, demikian laporan Reuters, Selasa malam. Gerilyawan di daerah tersebut telah ditempatkan di dekat jalan raya utama selatan menuju ke luar Ibu Kota Suriah itu, kata beberapa pegiat oposisi.
Prajurit Elit Pengawal Republik yang didukung oleh tank berusaha menyerbu Daraya tapi menghadapi perlawanan sengit dari gerilyawan di sana. Mereka telah bergabung kembali setelah serangan besar militer terhadap daerah tersebut menewaskan sebanyak 1.000 enam pekan lalu.
Petempur oposisi di sekitar ibu kota selama berbulan-bulan telah memusatkan perhatian pada serangan roket canggih dan serangan bom mobil terhadap gedung pemerintah --tindakan yang seringkali lebih bersifat simbolis ketimbang mematikan.
Pegiat Samir Ash-Shami mengatakan bom mortir yang menghantam gedung Kementerian Penerangan di Kabupaten Mezzeh, Damaskus, mungkin sebenarnya telah ditujukan ke satu stadion sepak bola di dekatnya.