Kamis 22 Nov 2012 04:44 WIB

Parlemen OKI Kutuk Serangan Israel

Rep: Ichsan Emrald Alamsy/ Red: Dewi Mardiani
Ketua DPR Marzuki Alie
Foto: Andika Wahyu/Antara
Ketua DPR Marzuki Alie

REPUBLIKA.CO.ID, NUSA DUA -- Indonesia sebagai Presiden Parliamentary Union of OIC Member States (PUIC), meminta seluruh anggota mengambil sikap. Sikap tersebut adalah deklarasi mengutuk penyerangan Israel yang membabi buta ke Palestina.

''Sebagai Presiden PUIC, kita harus mengambil sikap dengan mengeluarkan pernyataan sikap mengutuk tindakan Israel,'' ujar Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Marzuki Alie usai Gala Dinner Parliementary Event On Interfaith Dialog, Rabu (20/11).

Marzuki Alie yang juga menjabat Presiden PUIC, menyatakan ia sebelumnya telah meminta kepada Sekretariat Jenderal PUIC untuk membuat sidang darurat yang diikuti komite eksekutif PUIC. Dalam sidang itu nantinya akan dideklarasikan pernyataan sikap mengutuk tindakan Israel.

PIUC yang berisi 51 anggota negara OKI juga akan meminta Israel menghentikan serangan yang telah memakan korban jiwa sebanyak ratusan rakyat Palestina. Ia menjelaskan, rencananya pernyataan sikap itu akan dirilis sebelum kunjungan anggota PUIC ke Palestina.

Setiap anggota akan dikirimkan draf deklarasi tersebut untuk mengetahui juga sikap mereka. Kunjungan ke Palestina sendiri dilakukan Komite eksekutif untuk bertemu dengan parlemen dan pemerintah serta rakyat Palestina. Tindakan ini dilakukan dalam upaya untuk mendukung secara moral perjuangan kemerdekaan mereka.

Sidang darurat sendiri, kata dia, sebelumnya akan dilaksanakan di Turki. Selain di Turki, negara Mesir juga menjadi lokasi altenatif sidang darurat komite eksekutif PUIC. Meski di Mesir belum terbentuk parlemen, ujar dia, sidang akan dilaksanakan bersama dengan Senat Mesir. ''Ditawarkan, minggu ketiga di bulan Desember,'' tutur dia.

Terkait Parliementary Event On Interfaith Dialog, ia mengatakan dialog antarparlemen yang sebagian besar berasal dari anggota OKI ini tak terkait persoalan Gaza. Akan tetapi lebih kepada dialog lintas agama dan kebudayaan.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement