Kamis 22 Nov 2012 13:04 WIB

Penulis Sufi Klasik: Ibnu Al-Arabi (1)

Ibnu al-Arabi (ilustrasi).
Foto: ca.wikipedia.org
Ibnu al-Arabi (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, Muhyiddin ibnu al-Arabi adalah salah seorang sufi di Abad pertengahan, kehidupan dan tulisan-tulisannya sekarang banyak memengaruhi pemikiran di Timur maupun Barat.

Oleh masyarakat Arab, ia dikenal sebagai Syeikh al-Akbar, 'Syeikh Agung', sedang orang-orang Kristen Barat melalui terjemahan langsung mengenalnya; 'Doktor Maksinius'. Ia wafat pada abad ke-13.

Dari Mana Datangnya Gelar?

Ja'far ibnuYahya dari Lisabon memutuskan menjumpai Guru Agung Sufi, ia pun melakukan perjalanan dari Makkah sebagaimana pemuda lainnya. Di sana ia bertemu dengan orang asing misterius, seorang laki-laki mengenakan jubah hijau, yang berkata kepadanya sebelum ia berbicara apa pun:

"Engkau mencari Syeikh Agung, Guru yang sangat masyhur. Tetapi engkau mencarinya di Timur ketika ia berada di Barat. Dan ada sesuatu hal yang tidak benar dalam pencarianmu."

Ia mengirim Ja'far kembali ke Andalusia, untuk menjumpai seseorang bernama Muhyiddin ibnu al-Arabi dari suku Hatim-Tai.

"Dia itulah Guru Agung."

Tanpa mengatakan kepada siapa pun mengapa ia mencarinya, Ja'far menemukan keluarga Tai di Murcia dan bertanya kepada putranya. Ja'far tahu bahwa sesungguhnya ia (Guru Agung) berada di Lisabon ketika dirinya berangkat pergi. Akhirnya ia menemukannya di Seville.

"Di sana," ujar seorang pendeta, "Itulah Muhyiddin." Ia menunjuk kepada seorang pelajar muda, membawa sebuah kitab mengenai Tradisi (Hadis), tampak tergesa-gesa keluar dari ruang kuliah.

Ja'far sangat bingung, tetapi dihentikannya pemuda tersebut dan bertanya, "Siapakah Guru Agung?"

"Aku membutuhkan waktu untuk menjawab pertanyaan itu," jawabnya.

"Apakah engkau Muhyiddin ibnu al-Arabi dari suku Tai?" tanya Ja'far sedikit meremehkan.

"Benar."

"Jika demikian aku tidak membutuhkanmu."

Tigapuluh tahun kemudian di Aleppo, ia melihat Ja'far memasuki ruang kuliah Syeikh Agung, Muhyiddin ibnu al-Arabi dari suku Tai. Muhyiddin melihatnya ketika masuk, dan berkata:

"Sekarang aku siap menjawab pertanyaanmu dulu, sebenarnya tidak perlu ada pertanyaan itu. Tigapuluh tahun lalu Ja'far, engkau tidak membutuhkan aku. Apakah engkau masih tidak membutuhkan diriku? Orang Berjubah Hijau mengatakan ada sesuatu yang salah dalam pencarianmu. Yaitu waktu dan tempat."

Ja'far ibnu Yahya lantas menjadi salah seorang murid al-Arabi yang terkemuka.

sumber : Jalan Sufi: Reportase Dunia Ma'rifat oleh Idries Shah
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement