REPUBLIKA.CO.ID, DUBAI -- Iran bereaksi marah terhadap pernyataan Menteri Luar Negeri Prancis Laurent Fabius dan menuduhnya tidak memahami realitas di kawasan tersebut setelah diplomat itu menuduh Teheran bertanggung jawab atas konflik Gaza.
Pada Rabu Fabius menuduh Iran berniat negatif di Lebanon, Suriah, Irak dan Gaza dan bahwa hal itu melahirkan "tanggung jawab berat" untuk berjuang guna menyediakan senjata jangka panjang.
Iran membantah tuduhan telah memasok Hamas dengan roket Fajr-5, yang kelompok gerilyawan menguasai Gaza itu katakan telah tembakkan ke Tel Aviv, namun Iran telah memperjelas bahwa pihaknya memberikan bantuan militer.
"Komentar-komentar yang dibuat tuan Fabius adalah karena kurangnya perhatian pada realitas yang berlaku di Timur Tengah," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran Ramin Mehmanparast, menurut kantor berita negara Rabu malam.
"Pejabat Prancis ini harus ingat di benaknya bahwa komentar-komentar seperti itu tidak mengangkat tanggung jawab rezim Zionis dan pendukungnya tentang kejahatan perang yang mereka lakukan terhadap bangsa Palestina yang tertindas."
Pada Rabu, komandan Garda Revolusi Mohammad Ali Jafari membantah Iran telah memberikan Hamas roket Fajr 5 dan hanya memberikan bantuan teknologi. Ketua Parlemen Ali Larijani mendesak negara-negara Arab pada Rabu untuk mengikuti teladan Iran memberikan bantuan militer kepada Palestina.
Gencatan senjata antara Israel dan Hamas mulai berlaku pada Rabu malam, menghentikan konflik yang disambut baik setelah delapan hari pertikaian saat kekhawatiran berkembang berkaitan serangan darat Israel ke wilayah Gaza.